KOMPAS.com - Gelombang kepulangan puluhan ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia ke berbagai daerah masih terus berlanjut hingga, hari Rabu (2/6/2021).
Pegiat buruh migran di Malaysia mengatakan bahwa sebelum Mei 2021, banyak TKI memilih pulang lewat Surabaya karena tidak diwajibkan menjalani karantina Covid-19.
Otoritas Pemprov Jawa Timur mengaku mulai mengisolasi TKI yang datang sejak akhir April.
Dari sekitar 12.000 pekerja migran yang sudah mereka karantina, 149 orang positif Covid-19 dan dua di antaranya membawa varian baru virus corona.
Baca juga: Ratusan TKI Malaysia Pulang Secara Ilegal Melalui Nunukan, 5 Orang Positif Covid-19
Jumlah TKI yang kembali dari negeri Jiran dalam empat bulan terakhir mencapai 41.000 orang, menurut data Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia.
Para TKI itu kembali ke Indonesia dalam program rekalibrasi pulang (PRP). Program itu digulirkan pemerintah Malaysia untuk pekerja migran tak berdokumen resmi sejak akhir Januari.
Mayoritas TKI itu pulang melalui sejumlah kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Medan.
"Dari Februari sampai April, pekerja migran paling senang pulang melalui Surabaya karena tidak ada keharusan karantina," ujar Khairuddin.
Di PCIM Malaysia, Khairuddin berstatus anggota Divisi Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat. Dia ditugaskan lembaganya mendampingi para TKI yang ikut program rekalibrasi.
"Orang Lampung yang saya dampingi pun lebih memilih turun di Surabaya. Kalau tujuannya Lampung kan lebih dekat jika turun di Jakarta, tapi dia pilih Surabaya karena tidak karantina," ucapnya.
"Tapi setelah Mei, para TKI yang tiba di Surabaya diharuskan karantina," ujar Khairuddin.
Menurut Khairuddin, banyak TKI menghindari kewajiban isolasi karena tak memahami esensi mitigasi penularan Covid-19.
Baca juga: Kisah Carliana, Mantan TKI yang Nekat Mudik, 6 Tahun Tak Jumpa Anak, ATM Terblokir di Taiwan
Meski begitu, Khairuddin menyebut para TKI yang kepulangannya dia urus tidak ada yang terpapar virus corona.
"PMI (Pekerja Migran Indonesia) kan kurang berpendidikan, mungkin mereka takut karantina. Menginap di tempat isolasi selama lima hari. Kalau langsung ketemu keluarga kan enak.