Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bulan Terakhir, 41 Ribu TKI dari Malaysia Pulang ke Tanah Air, Terbanyak Lewat Surabaya

Kompas.com - 04/06/2021, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gelombang kepulangan puluhan ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia ke berbagai daerah masih terus berlanjut hingga, hari Rabu (2/6/2021).

Pegiat buruh migran di Malaysia mengatakan bahwa sebelum Mei 2021, banyak TKI memilih pulang lewat Surabaya karena tidak diwajibkan menjalani karantina Covid-19.

Otoritas Pemprov Jawa Timur mengaku mulai mengisolasi TKI yang datang sejak akhir April.

Dari sekitar 12.000 pekerja migran yang sudah mereka karantina, 149 orang positif Covid-19 dan dua di antaranya membawa varian baru virus corona.

Baca juga: Ratusan TKI Malaysia Pulang Secara Ilegal Melalui Nunukan, 5 Orang Positif Covid-19

Jumlah TKI yang kembali dari negeri Jiran dalam empat bulan terakhir mencapai 41.000 orang, menurut data Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia.

Para TKI itu kembali ke Indonesia dalam program rekalibrasi pulang (PRP). Program itu digulirkan pemerintah Malaysia untuk pekerja migran tak berdokumen resmi sejak akhir Januari.

Mayoritas TKI itu pulang melalui sejumlah kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Medan.

Baca juga: 324 TKI Pulang Lewat Jalur Tikus, BP2MI: Kita Takut Varian Baru Covid-19, tapi Tak Bisa Larang TKI Pulang

Seorang pekerja migran Indonesia dari Malaysia menjalani pemeriksaan dokumen di Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, 17 Mei lalu.ANTARA FOTO Seorang pekerja migran Indonesia dari Malaysia menjalani pemeriksaan dokumen di Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, 17 Mei lalu.
Namun menurut Khairuddin, staf di Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, banyak TKI memilih pulang lewat Surabaya. Alasannya, kata dia, ketentuan soal karantina Covid-19 di kota itu sempat longgar.

"Dari Februari sampai April, pekerja migran paling senang pulang melalui Surabaya karena tidak ada keharusan karantina," ujar Khairuddin.

Di PCIM Malaysia, Khairuddin berstatus anggota Divisi Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat. Dia ditugaskan lembaganya mendampingi para TKI yang ikut program rekalibrasi.

Baca juga: Tak Ingin Muncul Klaster Baru, Khofifah Sebut TKI yang Pulang ke Jatim Wajib Jalani 3 Lapis Karantina

"Orang Lampung yang saya dampingi pun lebih memilih turun di Surabaya. Kalau tujuannya Lampung kan lebih dekat jika turun di Jakarta, tapi dia pilih Surabaya karena tidak karantina," ucapnya.

"Tapi setelah Mei, para TKI yang tiba di Surabaya diharuskan karantina," ujar Khairuddin.

Menurut Khairuddin, banyak TKI menghindari kewajiban isolasi karena tak memahami esensi mitigasi penularan Covid-19.

Baca juga: Kisah Carliana, Mantan TKI yang Nekat Mudik, 6 Tahun Tak Jumpa Anak, ATM Terblokir di Taiwan

Meski begitu, Khairuddin menyebut para TKI yang kepulangannya dia urus tidak ada yang terpapar virus corona.

"PMI (Pekerja Migran Indonesia) kan kurang berpendidikan, mungkin mereka takut karantina. Menginap di tempat isolasi selama lima hari. Kalau langsung ketemu keluarga kan enak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com