Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gua Mahakarya, Kecantikan di Perut Bumi Timur Madura

Kompas.com - 09/05/2021, 15:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gua Mahakarya berada di Desa Banraas, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep yang ada di sebelah timur Pulau Madura atau tepatnya 3 km dari tepi Pantai Gili Iyang.

Walaupun lokasinya terpencil, Gua Mahakarya menghadirkan pesona bebatuan stalaktit dan stalagmit yang unik. Seperti adanya batu alir dan batu bercahaya yang semuanya terbentuk dari proses endapan mineral jutaan hingga miliaran tahun silam.

Gili Iyang lokasi Gua Mahakarya dikenal dengan Pulau Oksigen kaena memiliki kualitas udara bersih dengan kadar oksigen yang bagus.

Baca juga: Makam Tertua Berusia 78.000 Tahun Ditemukan di Gua Afrika

Dikutip dari Indonesia.go.id, Gua Mahakarya ditemukan oleh warga sekitar tahun 2014.

Awalnya, Gua Mahakarya dikenal dengan nama Gua Celeng karena gua tesebut menjadi tempat persembunyian hewan celeng atau babi hutan.

Agar dapat dimanfaatkan sebagi lokasi wisata, warga membuat pagar bambu tepatnya tiga meter dari mulut gua agar hewan liar seperti celeng atau pun yang lainnya tidak masuk.

Baca juga: Jejak Tangan Anak-anak, Diduga Ritual Misterius Peradaban Maya Ditemukan di Gua Meksiko

Miliki 7 ruangan

Pantai di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gili Iyang dikenal sebagai 'Pulau Awet Muda' dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Jordania yakni 21,5 persen. ARSIP KEMENPAR Pantai di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gili Iyang dikenal sebagai 'Pulau Awet Muda' dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Jordania yakni 21,5 persen.
Gua Mahakarya memiliki luas sekitar 800 meter per segi dan memiliki 7 ruangan yang bisa dijelajahi.

Untuk masuk ke dalam gua, dibutuhkan alat penerangan dengan baterai cadangan, berpakaian yang nyaman, memakai sepatu, membawa perbekalan sendiri, serta jangan lupa memanfaatkan jasa pemandu.

Mulut gua sendiri memiliki bentuk setengah membulat dengan tinggi hingga ke langit-langitnya, tak lebih dari 1,5 meter, dan jalur masuknya menurun serta sedikit terjal.

Saat memasuki mulut gua kita terpaksa harus merunduk 90 derajat untuk menaklukkan sebuah lorong sempit sepanjang sekira lima meter.

Baca juga: Melancong ke Gili Iyang, Pulau Awet Muda di Sumenep

Namun hal tersebut terbayarkan saat memasuki ruang pertama yang luas seperti ruang pertemuan (hall) dengan langit yang tinggi sekitar 4-5 meter.

Pengunjung langsung disuguhkan oleh keunikan koleksi bebatuan stalaktit dan stalagmit di dalamnya.

Corak bebatuannya sungguh khas dengan warna krem dan cokelat yang mendominasi.

Endapan mineral-mineral tadi termasuk kalsit mewujud dalam bentuk larutan air yang setiap saat menetes perlahan dari sela bebatuan. Air ini meluncur mulus hingga ke ujung stalaktit dan jatuh ke dasar gua.

Baca juga: Sebuah Perahu Motor Hancur karena Ledakan di Sumenep, 3 ABK Terluka

Pantai di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gili Iyang dikenal sebagai 'Pulau Awet Muda' dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Jordania yakni 21,5 persen. ARSIP KEMENPAR Pantai di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gili Iyang dikenal sebagai 'Pulau Awet Muda' dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Jordania yakni 21,5 persen.
Tetesan air ke dasar gua ini yang berlangsung setiap saat dengan lama proses sejak jutaan hingga miliaran tahun akan menghasilkan stalagmit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com