TEGAL, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, sudah ada sekitar 632.000 pemudik yang tiba di Jawa Tengah. Jumlah itu diprediksi terus bertambah hingga 1 juta orang.
Melihat kondisi itu, Ganjar meminta bupati dan wali kota agar melakukan pengecekan kesehatan pemudik hingga ke tingkat RW dan RT.
"Kalau melihat pengalaman tahun lalu sekitar 1 jutaan, maka kita sudah memperkirakan sebelumnya. Maka kita minta pengetesan hingga di level paling bawah," kata Ganjar, saat mengecek posko penyekatan di pintu masuk terminal Kota Tegal, Minggu (9/5/2021).
Ganjar menambahkan, berdasarkan catatan yang masuk ke aplikasi Jogo Tonggo, baru sekitar 6-8 persen pemudik yang melapor.
"Angkanya baru sekitar 10 ribuan pemudik. Tapi catatan dari Perhubungan dari asumsi-asumsi angkutan yang masuk, sudah ada 632 ribuan pemudik," kata Ganjar.
Baca juga: Tingkah Pemudik di Pos Penyekatan: Mengebut hingga Sembunyikan Motor di Mobil Boks
Ganjar menyebut, sepanjang perjalanan ke Kota Tegal, arus lalu lintas kendaraan pemudik memang terlihat sepi.
Meski begitu, Satgas Jogo Tonggo diminta tetap memeriksa masyarakat yang nekat mudik dan lolos penyekatan hingga ke tingkat kelurahan.
"Seperti pengalaman di Banyumas menarik sekali karena suami pulang mudik dilaporkan oleh istrinya, untuk cek kesehatan dulu. Di Banyumas yang datang harus isolasi lima hari. Memang tidak semua kabupaten kota melakukan itu," kata Ganjar.
Menurutnya, cara di Banyumas cukup efektif sebagai upaya antisipasi penyebaran Covid-19.
"Dan ini cara yang paling bagus meskipun saat dicek negatif. Ketentuan pemudik ketahuan ya isolasi lima hari dan ini yang dipakai Banyumas dan cukup mengedukasi masyarakat," katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.