Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Munculnya Klaster Baru di Jateng, Nekat Mudik hingga Tak Terapkan Prokes

Kompas.com - 03/05/2021, 16:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah klaster baru penyebaran Covid-19 bermunculan menjelang libur lebaran di Jawa Tengah.

Dari penelusuran Kompas.com, klaster tersebut muncul setelah sejumlah warga nekat berkumpul tanpa menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Salah satunya adalah klaster takziah di Semarang, Jawa Tengah. Klaster itu muncul sepekan setelah ada rombongan warga pulang takziah dari Temanggung dan sempat mampir ke Magelang.

Baca juga: 4 Fakta Penangkapan Wanita Pengirim Sate Ayam Beracun, Racun Sianida Dibeli Online dan Diduga Sakit Hati

Lalu, dari hasil pemeriksaan petugas medis setempat, sebanyak 25 warga terkonfirmasi positif Covid-19 di RT 012/RW 001 Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.

Akibatnya, untuk menghindari penyebaran Covid-19, pemerintah desa menutup sementara akses kampung di RT tersebut.

"Itu satu wilayah RT (positif Covid-19). Kami dapat laporan dari RW Setempat informasinya itu satu RT itu minggu lalu takziah ke Temanggung mungkin pulangnya mampir rekreasi di Magelang, makan-makan gitu. Pasca itu kok terjadi seperti itu (kasus Covid-19," kata Lurah Sampangan Supono saat dihubungi wartawan, Jumat (23/4/2021).

Baca juga: Sakit Terpapar Covid-19 Sepulang dari Jakarta, Warga Pati Sempat Gelar Hajatan dan Makan Bancakan, 37 Orang Terinfeksi

 

Klaster bancakan di Pati

.AFP/NICOLAS ASFOURI .

Bupati Pati Haryanto menjelaskan, klaster hajatan bancakan terjadi setelah pemilik hajatan diketahui baru saja pulang dari Jakarta.

Usai menggelar hajatan dan diakhiri dengan makan bersama nasi bancakan, pemilik hajatan ternyata sudah poisitif Covid-19.

"Benar dan kejadiannya beberapa hari lalu. Acara yang digelar berupa manaqib dan diakhiri dengan makan bersama nasi bancakan. Tuan rumah baru pulang dari Jakarta, namun tanpa disadari positif Covid-19," kata Haryanto saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (21/4/2021)
Akibatnya, Dinkes Kabupaten Pati melakukan tracing pada puluhan warga desa yang datang ke acara tersebut. Hasilnya 37 orang dinyatakan positif Covid-19.

Petugas segera meminta warga yang positif itu untuk isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan tenaga medis karena berstatus tak bergejala.

Baca juga: Memburu Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Yogyakarta

Klaster tarawih di Banyumas

Swab massal di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (30/4/2021).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Swab massal di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (30/4/2021).

Dari penjelasan Bupati Banyumas Achmad Husein, ada dua klaster shalat tarawih yang muncul di wilayahnya jelang lebaran.

Klaster itu terlacak setelah dua jemaah dari dua masjid tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Lalu, dari tracing petugas medis terhadap kontak erat, maka ditemukan puluhan orang positif Covid-19.

"Tarawih di mushala, bermula dari satu orang jemaah yang sudah sakit di awal Ramadhan, tetapi masih tetap berangkat tarawih," ujar Husein kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (29/4/2021).

Baca juga: Klaster Pernikahan Muncul di Sekadau, 54 Orang Positif Covid-19, 3 Meninggal Dunia

Ia mengatakan, klaster itu ada di Desa Pekaja dengan data 44 orang positiif Covid-19, 43 orang melakukan isolasi mandiri dan satu orang menjalani perawatan di RSUD Banyumas.

Lalu klaster kedua di Desa Tanggeran, dengan data tujuh orang yang dinyatakan positif Covid-19, satu orang gejala ringan dan enam orang lainnya tanpa gejala.

"Sekarang mereka sedang menjalani karantina di rumah karantina Baturraden sejak tanggal 26 April 2021," kata Husein.

Ganjar tegaskan mudik dilarang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar PranowoKOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, pihaknya akan tegas dalam menerapkan aturan larangan mudik Lebaran 2021.

Hal itu, dilansir dari Antara, untuk mengantisipasi meningkatnya kasus COVID-19.

"Nggak ada fasilitasi khusus kepada kelompok-kelompok tertentu, semua aturannya sama. Jadi kalau mereka memang harus pulang dalam kondisi sesuai dengan regulasi, ya ikuti saja di situ," kata Ganjar, di Semarang, Jumat.

Terkait sejumlah klaster baru di Jawa Tengah, Ganjar kembali bahwa pandemi belum berakhir.

Baca juga: Ganjar Sebut Jumlah Pemudik Masuk Jateng Capai Dua Ribuan Orang Tiap Hari

Klaster di Kabupaten Pati berawal dari warga mudik, serta kasus di Kabupaten Purbalingga yang muncul saat pengecekan pembelajaran tatap muka (PTM) dan berasal dari pondok pesantren.

"Artinya bukan soal yang lainnya, ayo kita jaga diri kita tidak pulang, kalau ada yang sifatnya terpaksa silakan ikuti aturannya, kalau dengan mengikuti aturan saya kira seluruh aturannya sudah ada,” ujarnya pula.

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com