Awalnya, batu kenong tersebut telantar dan tidak tertata. Namun dia merapikan batu tersebut hingga diberikan pagar pada tahun 1996.
Rahman mengklaim, jumlah batu megalitikum di Desa Kamal mencapai ribuan.
Namun, ada yang terpendam dan berserakan di berbagai tempat, seperti di pingir sungai, tengah sawah, dan lainnya.
“Jumlahnya bisa mencapai ribuan kalau dikumpulkan,” sebut Abdul Rahman.
Baca juga: Misteri Pembantaian 8 Ekor Anjing di Pacitan, Polisi Usut Modusnya
Ia meneruskan leluhurnya merawat situs tersebut.
Pesan kakeknya yang dia ingat agar batu tersebut dijaga dan tidak dirusak, sebab batu itu merupakan peninggalan jaman purba.
“Supaya anak cucu kita tahu kalau di sini ada peninggalan zaman purba,” ucap dia.
(PENULIS: BAGUS SUPRIADI | EDITOR: TEUKU MUHAMMAD VALDY ARIEF)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.