Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Eiada, Kecamatan Sabu Timur Yerrison Dida Hawu (48).
Yerrison yang juga menjadi koordinator petani garam di desa mereka, mengaku ada 700 ton garam yang saat ini belum terjual di desanya.
"Impor garam dari luar negeri tentu merugikan kita. Kenapa impor dari luar sedangkan garam kita lagi menumpuk," kata dia.
Dia pun menyarankan kepada pemerintah pusat, agar petani garam asal Indonesia yang selayaknya mengekspor garam ke luar negeri.
"Lebih baik kita saja yang ekspor ke luar negeri. Toh garam kita banyak dan memiliki kualitas yang lebih bagus," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.