KOMPAS.com - Porang adalah umbi yang kini jadi primadona ekspor komoditas pertanian.
Salah satunya porang diekspor hingga ke Jepang untuk bahan baku beras shirataki yang dikenal dengan beras diet.
Padahal, porang dulu sama sekali tak dilirik oleh masyarakat karena umbinya menimbulkan gatal-gatal.
Lalu apakah tanaman porang itu?
Baca juga: Mengenal Tanaman Porang, dari Manfaat, Budidaya, hingga Jenis
Sebelum tahun 70-an, masyaraka Jawa mengenal tanaman umbi-umbian suweg atau dikenal dengan iles-iles. Umbinya berbentuk bulat dengan akar rambut di kulit luarnya.
Sedangkan bunganya seperti bunga bangkai.
Nah porang adalah tanaman sejenis suweg. Yang membedakanya hanyalah pada warga umbinya.
Umbi suweg berwarna agak kuning oranye, Sementara umbi porang berwarna kuning. Untuk umbi iles-iles berwarna putih.
Baca juga: Apa Itu Tanaman Porang yang Lagi Jadi Primadona Petani
Oleh masyarakat, umbi suweg banyak dikonsumsi dengan cara dikukus dan dimakan dengan parutan kelapa muda serta garam.
Sementara porang dan iles-iles tak bisa dimakan karena jika hanya direbus saperti suweg, akan menimbulkan gatal di mulut.
Untuk umbi porang dewasa, beratnya bisa mencapai puluhan kilogram.
Baca juga: Belasan Ribu Tanaman Porang Tertimbun Longsor, Petani: Hujan Turun 5 Hari 5 Malam
Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi.
Namun kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang.
Glukomannan dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan antara lain untuk produk makanan, seperti konnyaku, shirataki (berbentuk mie).
Baca juga: Umbi Lengkir, Sejenis Porang, Komoditas Ekspor yang Belum Tergarap di Bangka Belitung