Sesampainya di Pendopo Kinahrejo, perlengkapan labuhan ini lantas disemayamkan satu malam. Kemudian pada Senin (15/3/2021) pagi dibawa ke Srimanganti.
"Prosesinya tetap sama. Uba rampe disemayamkan satu malam, terus paginya dibawa ke atas di Srimanganti," urainya.
Diungkapkannya karena saat ini masih masa pandemi maka untuk peserta prosesi labuhan Merapi yang ikut ke Srimanganti dibatasi.
Baca juga: Kubah Kawah Gunung Merapi Meninggi, Sudah 45 Meter
Selain itu, pembatasan ini juga karena kondisi aktivitas Gunung Merapi saat ini.
"Dibatasi hanya 30 orang, karena pandemi dan kondisi Merapi juga," bebernya.
Mas Asih berharap semua yang mengikuti prosesi upacara adat labuhan Merapi tetap menjalankan protokol kesehatan, sebab saat ini masih dalam pandemi Covid-19.
"Harapan saya semua yang mengikuti harus waspada dengan kondisi Merapi dan perlu mematuhi protokol kesehatan," tegasnya.
Baca juga: Sejak Januari 2021, Gunung Merapi Sudah Keluarkan 111 Awan Panas
Dari pengamatan Kompas.com, prosesi serah terima "uba rampe" di Kantor Kecamatan Cangkringan dilaksanakan dengan protokol kesehatan.
Petugas melakukan pengecekan suhu di pintu masuk kantor kecamatan.
Mereka yang hadir juga tampak mengenakan masker. Selain itu kursi -kursi juga ditata dengan diberi jarak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.