LAMPUNG, KOMPAS.com – Nabila Tyasani (20) mendatangi meja kayu di pelataran kantin.
Resamnya ramah dengan senyum yang tersamar dari balik masker penutup hidung dan mulut.
Tidak ada suara saat gadis berhijab itu menyapa.
Hanya gerakan tangan yang mengisyaratkan selamat pagi.
Baca juga: Semangat Pelukis Difabel Puji Lestari dalam Menggapai Mimpi
Konsumen yang sudah duduk di kursi daur ulang dari kayu gulungan kabel PLN itu memesan minuman beras kencur.
Nabila tunarungu. Dia tidak mendengar apa yang diucapkan konsumen itu.
Dia juga tidak bisa membaca gerak bibir, karena terhalang masker.
Gadis itu membalas dengan gerakan tangannya. Gantian, konsumen yang tidak memahami arti isyarat tangan dari Nabila.
"Pesan minum beras kencur, Pak?" kata Etik Muthmainnah (24) pendamping Dapur Difabel yang datang menyusul ke meja konsumen, pada Jumat (5/3/2021) pagi.
Baca juga: Kisah Sukses Difabel Bikin Kerajinan Kaki Palsu, Bahagia Melihat Orang Bisa Berjalan Lagi
Tangan Etik bergerak memberikan bahasa isyarat kepada Nabila.
Dua gerakan untuk membahasakan minuman beras kencur.
Tangan kanan dengan jari telunjuk terpentang bergerak berliuk ke arah bawah.
Kemudian jari telunjuk dan tengah membentuk gestur V dengan jari jempol di tengahnya.
“Seperti huruf K,” kata Etik mengajak si konsumen memeragakan gerakan bahasa isyarat itu.