Keracunan ini dialami oleh 44 orang pengungsi dan relawan bencana tanah longsor di Nganjuk.
Rinciannya yaitu 33 orang mengalami gejala ringan, sehingga dirawat jalan.
Sebanyak 3 orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nganjuk, 1 orang dirawat di RS Bhayangkara, dan 7 orang dirawat di Puskesmas Ngetos.
“Tadi malam kita mendapatkan laporan sekitar pukul 22.00 WIB ada beberapa orang yang mengalami gejala mual, muntah, pusing dan diare. Itu terdiri dari masyarakat pengungsi dan juga beberepa relawan,” jelas Harviadhi, Jumat.
Diduga yang menjadi penyebab keracunan adalah bantuan makanan mi ayam.
“Gejala yang dialami oleh masyarakat diduga berasal atau keracunan dari makanan yaitu berupa mi ayam yang dikemas dalam bentuk cup siap saji, yang diperkirakan berasal dari masyarakat atau kiriman bantuan dari masyarakat,” tuturnya.
Harvi memastikan mi ayam itu bukan berasal dari dapur umum tenda pengungsian.
Baca juga: Cerita Lain Miliarder Tuban, Merasa Rugi meski Dapat Rp 4 Miliar
Mi ayam itu merupakan bantuan dari masyarakat.
Sekitar 2.000 porsi dibagikan ke pengungsi, relawan, dan masyarakat pada Kamis (18/2/2021).
“Jadi kita peroleh informasi pada hari Rabu tanggal 17 Februari (2021) ada beberapa orang yang mengaku berasal dari paguyuban mi ayam asal Surabaya menawarkan bantuan makanan sebanyak 2.000 porsi mi ayam,” ujarnya.
Baca juga: Dapat Uang hingga Rp 10 Miliar, Warga Desa di Tuban Borong Mobil, Serumah Bisa Punya 1-3 Unit
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Nganjuk, Usman Hadi | Editor: David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.