Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Perkampungan di Ciamis Berubah Jadi Sunyi akibat Tanah Bergerak

Kompas.com - 11/02/2021, 11:07 WIB
Candra Nugraha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Beberapa hari pasca kejadian, 23 rumah itu dikosongkan.

Namun, saat ini 12 rumah sudah mulai dihuni warga.

"Itupun hanya diisi suami (kepala keluarga) saja," ucap Memet.

Para kepala keluarga diperbolehkan menempati rumah, karena dianggap bisa cepat menyelamatkan diri apabila sewaktu-waktu terjadi hal yang darurat.

Mereka juga sembari menjaga harta benda yang ada di rumah.

"Istri dan anak-anak tetap mengungsi di rumah saudara terdekat," kata Memet.

Sedangkan 11 rumah lainnya tetap dikosongkan.

Rumah tersebut berada di zona merah dan dalam kondisi rusak.

"11 rumah tetap dikosongkan," kata Memet.

Penyebab tanah bergerak

Peneliti dari Badan Geologi PVMBG Maryono menyampaikan, pihaknya sudah melakukan kajian di lokasi tanah bergerak di Dusun Cilimus.

Dia menjelaskan, secara morfologi, daerah bencana tersebut merupakan daerah lereng perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng 20-40 derajat.

Daerah yang mengalami pergerakan paling intensif adalah daerah lembahan atau cekungan yang di bawahnya ada permukiman.

Dari sisi geologi, menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan, lokasi bencana tersusun oleh tanah pelapukan batuan vulkanik dengan tingkat pelapukan tinggi.

Tanah pelapukan terdiri dari material yang berukuran lempung pasiran dengan warna cokelat kemerahan.

Pada bagian bawah berupa lava andesit, sedangkan di bagian ujung longsoran/pergerakan tanahnya sangat lunak dan gembur serta muncul rembesan air dan lumpur.

Tata guna lahan di lokasi tanah bergerak, pada lereng atas dan tengah berupa kebun campuran.

Sedangkan lereng bagian bawah merupakan permukiman dan jalan kabupaten.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com