BANDUNG, KOMPAS.com- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengomentari fenomena banjir di Kota Bandung, Jawa Barat yang tidak kunjung teratasi.
Dedi mengatakan, masalah utama banjir di Kota Bandung adalah di wilayah utara yang merupakan pegunungan.
"Bandung itu cekungan, sekelilingnya adalah gunung. Saya sudah dari dulu sarankan perbaiki tata kelola di Bandung Utara harus dievaluasi berbagai pembangunan. Properti di wilayah-wilayah tersebut, yang memiliki implikasi airnya turun ke bawah," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/12/2020).
Baca juga: Banjir di Kota Bandung, Wali Kota Oded Sebut karena Debit Air Terlalu Besar
Selain di wilayah utara, pemanfaatan ruang di wilayah Kota Bandung juga harus dievaluasi.
"Kedua, dievaluasi tata ruang Kota Bandung dengan tumbuhnya sektor ekonomi perdagangan dan jasa di Kota Bandung yang sudah menghabiskan seluruh ruang terbuka hijau untuk sawah dan ruang terbuka lainnya," jelasnya.
Menurut Dedi, dengan kurangnya ruang terbuka hijau di Kota Bandung, serapan air juga tidak maksimal.
"Karena sudah betonisasi di berbagai tempat sehingga air mengalami kesulitan untuk dia kembali ke dalam tanah," bebernya.
Baca juga: Banjir Juga Landa Ujungberung Bandung, Tembok Sungai Roboh, 3 Bangunan Rusak
Kemudian, air yang mengalir melewati Kota Bandung juga tidak maksimal mengalir di sungai-sungai yang melewati Kota Bandung.
"Ketika kembali ke sungai Cikapundung dan Citarum, berproblem juga pada aliran sampah di Citarum dan Cikapundung. Ketika terlalu penuh dengan sampah, airnya tidak bisa mengalir dengan baik, malah balik lagi," bebernya.
Untuk itu, Dedi sekali lagi mengatakan jika tata ruang di Bandung Utara dan di Kota Bandung harus segera dievaluasi.
Selain itu, menurut Dedi, kondisi saat ini di Kota Bandung sudah tidak memungkinkan untuk membuat penampungan air berskala besar.
Baca juga: Dampak Banjir di Bandung, 150 Rumah dan Puluhan Percetakan di Cibadak Terendam
Untuk itu, Dedi berharap pemerintah Kota Bandung bisa memanfaatkan setiap ruang ruang kecil untuk bisa dimanfaatkan sebagai solusi mengatasi banjir.
"Di antara pembangunan masih nanya ruas-ruas kosong untuk diamankan dengan cara membuat cekungan air atau penampungan air. Kalau cekungannya sedikit sedikit, jumlahnya banyak, pada akhirnya nampung juga," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.