Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Karier Risma, dari PNS Idola Masyarakat Surabaya, Wali Kota, Kini Menteri Sosial

Kompas.com - 23/12/2020, 06:45 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Tiap hari, Risma terjun ke lapangan, bertemu warga, memimpin pembersihan selokan, menanam dan merawat tanaman di taman kota, sekaligus mengajak warga peduli kebersihan dan keindahan lingkungan.

Tak hanya itu, saluran air yang semula penuh dengan gunungan sampah, dibersihkan, dilebarkan, diperbaiki, dan dikawal oleh "Jogo Kali" agar warga tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air.

Dengan upaya tersebut, genangan air cepat surut karena cepat mengalir ke laut pada musim hujan.

Di sinilah kepopuleran Risma melambung dan membuat namanya semakin dikenal publik.

Setelah menjabat Kepala DKP, Risma digeser menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya 2008-2010, jabatan terakhirnya selama berkiprah sebagai birokrat.

Berkat kerja kerasnya mengubah wajah Kota Surabaya, tingkat popularitas Risma semakin meroket.

Awal karier politik

Ia pun mulai diperhitungkan hingga masuk ke gelanggang politik dan menjadi orang nomor satu sekaligus wali kota perempuan pertama sepanjang sejarah Kota Surabaya.

Pada tahun 2010, Risma bersama Bambang DH (Wali Kota Surabaya 2002-2005 dan 2005-2010) diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk maju sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya 2010-2015.

Baca juga: Anak Saya Menangis Tidak Mau Makan, Kaget Dia gara-gara TikTok Dikeluarkan dari Sekolah

Alasan PDI-P merekomendasikan Risma saat itu karena Risma dinilai mempunyai tingkat kepopuleran dan elektabilitas yang tinggi dibanding kader lainnya.

Setelah mendapat rekomendasi dari PDI-P, Risma merasa cobaan yang dihadapinya dalam hidup makin lama makin besar dan ini menjadi tantangan tersendiri buatnya.

Risma pun merespons rekomendasi itu dengan santai. "Ya itu tadi. Ini adalah cobaan," kata Risma saat itu.

Risma-Bambang akhirnya memenangi Pilkada Surabaya 2010. Hasil rekapitulasi pemilihan Wali Kota Surabaya menunjukkan bahwa Tri Rismaharini-Bambang DH unggul dari kandidat lainnya.

Setelah menjabat Wali Kota Surabaya, apa yang diutarakan Risma benar adanya. Baru tiga bulan menjabat, cobaan datang menerpa.

Saat itu, Risma hendak diberhentikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.

Penyebabnya, perempuan kelahiran 20 November 1961 ini menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 56 dan 57 Tahun 2010 tentang Kenaikan Pajak Reklame.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com