Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa Hidup Guru Honorer di Perbatasan RI-Malaysia, Pernah Digaji Rp 1 Juta Setahun

Kompas.com - 26/11/2020, 20:17 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Sering kehabisan beras

Di luar sekolah, Kornalius tetap sebagai kepala keluarga yang harus menghidupi lima orang anak.

Anak bungsunya masih berusia 1 tahun, masih butuh susu, pampers dan makanan bernutrisi demi menunjang gizinya.

Namun apa daya, besaran gajinya bahkan tidak cukup mengganti uang bensin saat ia harus menuju kecamatan Mansalong untuk berbelanja kebutuhan pokok.

Baca juga: Cerita Guru Honorer di Bulukumba, Mengabdi 7 Tahun tapi Gaji Tak Cukup Beli Bensin

"Untuk ke Mansalong itu satu hari, harus carter kapal ketinting Rp 7 juta pulang balik, seringnya sekalian jual ubi dan sayur, jadi ada juga didapat, kalau beli 1 karung beras biasa untuk 3 bulan, kami lebih banyak makan ubi kayu, lauknya cari di sungai," katanya.

Beras diutamakan untuk makan anak anaknya terutama si bayi yang kadang untuk bahan membuat bubur.

Pernah suatu ketika anaknya menangis lapar, sedangkan beras habis.

Pontang-panting Kornalius berutang bensin untuk isi bahan bakar mesin ketinting yang ia pinjam dari tetangga.

Untuk pulang pergi ke Mansalong butuh 50 liter bensin dengan harga per liternya Rp 20.000.

Baca juga: Kisah Hidayatullah, 12 Tahun Jadi Guru Honorer, Gaji Rp 900.000 Langsung Potong Utang

Warga yang mau menjual bensinnya bisa dihitung jari, karena kebanyakan, mereka menyimpan bensin untuk kebutuhan darurat misalnya untuk mengantar orang sakit atau hal urgent lain.

"Saya beli beras saja di Mansalong, perjalanan kan sehari, besoknya pas saya pulang, tidak ada sudah uang, saya bayar bensin pakai tempayan, karena itu masih berlaku di adat kami, tempayan salah satu barang berharga karena kadang menjadi sarat upacara adat," kenangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com