JEMBER, KOMPAS.com – Hidayatullah, guru honorer di SDN Wirolegi 1 turut menyampaikan aspirasinya ke DPRD Jember dalam kegiatan demonstrasi Rabu (25/11/2020).
Dia menuntut agar nasib guru honorer mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Hidayatullah sudah menjagi guru honorer sejak tahun 2008 lalu.
Namun, selama 12 tahun mengabdi, nasibnya tidak banyak berubah. Mulai dari status karir hingga kenaikan gaji.
“Saya jadi guru sejak 2008, awanya di SMPN 14,” kata dia, kepada Kompas.com, di DPRD Jember.
Baca juga: Cerita Chamimah, Adik Wapres Try Sutrisno Jadi Sarjana di Usia 78 Tahun
Pertama kali mengajar, honor bagi seorang guru honorer sebesar Rp 200.000. Ayah dua anak itu memilih mengajar karena merupakan cita-citanya.
Gaji bisa naik juga tergantung pada jumlah pelajar yang ada di sekolah tersebut.
Sebab, gaji yang diterima berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Semakin banyak muridnya, maka dana BOS juga semakin besar.
Pada tahun 2016, Hidayatullah mendapat gaji Rp 900.000 sampai sekarang. Gaji tersebut tidak cair setiap bulan, namun setiap tiga bulan.
“Jadi selama tiga bulan, saya menerima gaji Rp 2.700.000,” ujar dia.
Namun, karena gaji baru keluar tiga bulan sekali. Maka dirinya memilih pinjam uang pada sekolah untuk kebutuhan sehari-hari.
Nilai pinjaman yang diberikan oleh sekolah sebesar gajinya.