Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa Hidup Guru Honorer di Perbatasan RI-Malaysia, Pernah Digaji Rp 1 Juta Setahun

Kompas.com - 26/11/2020, 20:17 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

"Pak Mendikbud tolong beri jalan guru honor di perbatasan RI untuk masuk K2"

Kornalius mengaku, menjadi guru honor adalah pilihannya. Ia bertekad memiliki andil dalam mencerdaskan generasi di wilayah adat tempat ia dibesarkan.

Ia juga tidak menyesal memilih jalan tersebut meski kadang keluarganya menuntut lebih.

Menurutnya, masih sangat sedikit guru yang mau ditempatkan di perbatasan RI,

Ia berpendapat, mencerdaskan anak bangsa di beranda negeri adalah simbol perjuangan.

Baca juga: Cerita KPI tentang Wilayah Perbatasan yang Sering Ikuti Penyiaran Malaysia ketimbang Indonesia

"Saya sudah juga mengambil kuliah jarak jauh, saya ingin terus menjadi guru, tapi guru yang diakui, saya sudah lebih 10 tahun mengabdi, saya tidak lulus waktu tes K2 kemarin, saya berharap banyak untuk lulus," harapnya.

Kornalius berharap mendapat jalan untuk masuk dalam program K2.

Ia mengakui akan kalah ketika bersaing dengan tenaga SDM dari wilayah perkotaan dari sisi wawasan dan ilmu pengetahuan kontemporer.

Pasalnya, wilayah perbatasan memiliki kendala jaringan telekomunikasi sehingga sinyal tidak stabil.

Selain itu alasan dana membuatnya berpikir ulang untuk membeli paket data seluler. 

Baca juga: Potret Guru Daerah Terpencil Aceh Utara: Tanpa Gaji Disebut Guru Lillahitaala, Jika Honorer Diupah Rp 300.000 Per Bulan

Terlebih hari-harinya di pedesaan hanya berkutat dengan murid-murid dan mengurus kebun demi mempertahankan dapur keluarga tetap mengepul.

"Kalau bisa Pak Menteri Pendidikan bisa mencarikan jalan bagi tenaga guru honor di perbatasan, kalau bersaing dengan SDM kota kami kalah, setidaknya ada kebijakan bagaimana yang mengabdi lebih 10 tahun bisa masuk K2 tanpa tes," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com