RANTAU, KOMPAS.com - Badan Restorasi Gambut (BRG) Pusat memantau kondisi lahan gambut di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (16/10/2020).
Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG, Haris Gunawan mengatakan, kondisi lahan gambut tersebut sudah terdegradasi akibat kebakaran lahan hebat pada tahun 2015 lalu.
"Ada banyak faktor terdegradasinya lahan gambut, salah satunya adalah kebakaran lahan yang membuat perubahan ketebalan lahan yang semakin menipis," ujar Haris Gunawan kepada wartawan, Jumat.
Baca juga: Pertanian Tanpa Membakar di Lahan Gambut ala Desa Ganesha Mukti
Selain kebakaran lahan, ekspansi perkebunan kelapa sawit juga diduga menjadi salah satu faktor terdegradasinya lahan gambut di Desa Tatakan.
Tak jauh dari lokasi pemantauan, Haris menemukan dan melihat langsung luasan lahan gambut yang telah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.
Jika kedua faktor ini tidak segera diatasi, maka, Haris yakin kondisi lahan gambut di Desa Tatakan akan semakin terdegradasi.
"Kita tidak bisa mengesampingkan ekonomi warga. Tetapi yang belum ditanam sawit, kita minta warga jangan lagi ditanami sawit supaya kita bisa mengelola tata airnya," pintanya.
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, BRG Gelar Pelatihan Pertanian Lahan Gambut di Merauke
Haris juga menjelaskan ciri lahan gambut yang terdegradasi, selain air di sekat kanal yang semakin bening, permukaan lahan gambut tidak lagi ditumbuhi pepohonan.
Ciri yang diuraikan itu sama persis dengan kondisi lahan gambut yang ada di Desa Tatakan.
Jika sudah begitu, maka kata Haris, lahan gambut akan terus menipis setiap tahunnya.
"Kalau lahan gambut yang masih bagus, air disekat kanal warnanya kecoklatan. Tapi jika kondisi kaya gini, secara teoritis rata-rata dia ngempes 10 hingga 14 sentimeter. Makanya sekat-sekatnya itu harus lebih rapat dan detail," ungkapnya.
Baca juga: BKSDA Kalbar dan IARI Translokasi Orangutan ke Hutan Rawa Gambut Ketapang