Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Resahkan Masyarakat, 7 'Pak Ogah' di Makassar Diamankan Polisi

Kompas.com - 01/10/2020, 19:54 WIB
Himawan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sebanyak tujuh orang 'Pak Ogah' diamankan polisi di Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Kamis (1/10/2020).

Kaur Bin Ops Satlantas Polrestabes Makassar AKP Hartati mengatakan, saat akan diamankan sebagian besar 'Pak Ogah' melarikan diri.

Polisi sendiri, kata Hartati, mengamankan 'Pak Ogah' lantaran kerap meresahkan masyarakat.

"Kita memang sering memberikan teguran dan edukasi tapi saya lihat tidak ada efek jeranya. Ketika petugas meninggalkan titik itu mereka datang lagi semua," kata Hartati saat dikonfirmasi via telepon, Kamis sore.

Baca juga: Kasus Pemerkosaan Mahasiswi di Makassar, 4 Saksi Dikenakan Wajib Lapor

Hartati mengatakan, mereka yang diamankan berusia 16 hingga 24 tahun, warga Kelurahan Maccini dan Pampang.

Selanjutnya, mereka dibuatkan pernyataan berisikan tidak akan mengulangi perbuatannya kembali.

"Kalau melanggar perjanjian lagi kita sudah bermain dengan stakeholder semua. Termasuk dinas sosial. Tadi kita sebenarnya mau turunkan dinas sosial, tapi dalam hal ini mereka bikin pernyataan jadi kita tidak turunkan dinas sosial," ujar Hartati.

Para 'Pak Ogah' ini membagi jam kerjanya dalam dua shift.

Shift pertama dimulai pukul 10.00 Wita, kemudian sift kedua dimulai pada sore hari.

Meski demikian, kata Hartati, pihaknya belum menemukan informasi mengenai dalang atau orang yang mengkoordinir para pemuda tersebut.

"Saya sudah tanyakan siapa bosnya. Tapi dia bilang tidak ada. Dia hanya mengatur kesepakatan sendiri," kata Hartati.

Baca juga: Mahasiswinya Diteror Video Call Seks, UIN Alauddin Makassar Bentuk Tim Investigasi

Umumnya, mereka juga bekerja sebagai pengemudi bentor (becak motor) alat transportasi di Kota Makassar.

Hartati bilang, para 'Pak Ogah' ini langsung menuju ke bentornya dan berpura-pura menunggu penumpang untuk mengelabui petugas.

"Yang lucu itu sebenarnya pekerjaan utamanya itu (pengemudi) bentor tapi mungkin mereka lihat penghasilan 'Pak Ogah' lebih banyak jadi pura-pura bentornya ditaruh disitu kemudian dia bermain. Jadi sulit kita bedakan," tutur Hartati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com