KOMPAS.com - Nelson Nilmuseda (19) siswa kelas XII Jurusan Pertanian di SMKN I Seimanggaris Kabupaten Nunukan harus rela tinggal jauh dari sang ibu dan kerja serabutan agar bisa sekolah.
Saat ini ia tinggal di rumah kayu eks transmigran yang ia sewa Rp 100.00 per bulan.
Nelson berasal dari keluarga yang tidak mampu. Sang ayah sudah meninggal dunia saat ia masih berusia 13 tahun.
Baca juga: Demi Sekolah, Siswa SMK Kerja Serabutan, Tinggal di Rumah Kayu, dan Hanya Makan Ubi
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sang ibu bekerja di perusahaan sawit mengumpulkan biji sawit bersama adik Nelson.
Untuk sekarung biji sawit, ibu Nelson diupah Rp 5.000. Penghasilan tersebut terbilang kecil dibandingkan tenaga yang harus dikeluarkan ibu Nelson.
Nelson pun berkeinginan mengangkat derajat keluarganya dan bercita-cita masuk ke perguruan tinggi.
Baca juga: UNICEF: 24 Juta Siswa di Dunia Terancam Putus Sekolah Akibat Pandemi
Karena rumahnya jauh dari sekolah, Nelson pun memilih tinggal terpisah dengan keluarganya.
"Mamakku kerja di perusahaan sawit, kumpul kernel sama adikku, saya pilih terpisah dari mamak karena ingin sekolah tinggi,’’ujarnya melalui sambungan telepon seluler, Kamis (17/9/2020).
"Semua anak pasti ingin bahagiakan ibu, setidaknya saya harus terus sekolah setinggi mungkin," katanya.
Baca juga: Positif Covid-19 dari Klaster Sekolah Seminari Sintang Bertambah 6 Kasus
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan