SAMARINDA, KOMPAS.com – Farian Syah (36) baru saja tiba di rumahnya di Kampung Muara Wis, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (14/8/2020) siang.
Dia baru datang dari Kota Bangun mengikuti proses pemakaman keluarganya yang meninggal pada pagi harinya.
Tiba di rumah, pria dengan sapaan Anca itu baru saja merebahkan badannya di kursi, tiba-tiba datang Gedi.
Tetangga rumahnya itu menyampaikan informasi menemukan pesut mahakam mati di Teluk Soda usai mencari pakan sapi.
Baca juga: Cerita Mamalia Langka Penghuni Sungai Mahakam yang Terancam Punah karena Industri
Tanpa pikir panjang, Anca siap-siap bergegas menuju lokasi ditemani Gedi dan Ramli.
Ketiganya menggunakan perahu kecil menuju lokasi pesut mati di perairan Sungai Mahakam tepat kawasan perbatasan Kampung Muara Wis dan Sebemban.
“Tiba di lokasi saya turun (menyelam) lihat ekornya terjerat rengge,” ungkap Anca saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Pesut tak lagi berdaya ketika terjerat rengge.
Hewan mamalia air tawar yang dilindungi ini tak bisa bernapas. Alat bernapas menggunakan paru-paru membuat pesut harus muncul ke permukaan untuk hirup oksigen.
Anca bersama dua rekannya itu membawa bangkai pesut mati itu ke Kampung Muara Wis.
Baca juga: Seekor Pesut Ditemukan Mati di Sungai Mahakam, Diduga Terjerat Jaring Nelayan
Dari fisik bangkai usianya pesut mati ditaksir remaja, jenis kelamin jantan dengan panjang 145 sentimeter.
Dari Muara Wis, Anca membawa bangkai pesut itu ke Kota Bangun setelah diminta tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim.
“Katanya mereka mau teliti dulu. Saya bawa ke sana. Setelah itu kami kubur di Kota Bangun,” tutur dia.