Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Peristiwa Tumpahan Minyak di Laut Karawang, Nelayan Masih Terpuruk

Kompas.com - 22/07/2020, 18:50 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Enam di antaranya dokumen pemulihan lahan dan tiga ekosistem. Dari jumlah itu, lima di antaranya sudah disetui.

Pertamina, kata Ifki, tengah bersiap melakukan pemulihan berdasarkan dokumen yang disetujui tersebut.

"Mudahan di minggu awal Agustus kalau nggak di minggu kedua. Kita prioritaskan yang karawang dulu kemungkinan," ujar Ifki melalui telepon, Rabu.

Soal pemulihan lingkungan, Pertamina menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan kajian.

Baca juga: Fenomena Jutaan Kerang Hijau di Perairan Karawang, Dampak Tumpahan Minyak?

 

Hasilnya, kajian untuk lahan ada wilayah terkontaminasi berat, sedang, dan ringan. Sementara untuk ekosistem hanya mangrove dan padang lamun yang terdampak.

Masih dalam kajian IPB, kata Ifki, terumbu karang aman lantaran minyak sifatnya lebih ringan daripada air, sehingga tumpahannya berada di atas dan tak mencapai terumbu karang.

Di Karawang misalnya, terumbu karang terdapat di wilayah perairan Tangkolak, pasir putih atau di tenggara sumur YYA-1. Sementara aliran fluida ke kiri atau ke arah barat.

"Sehingga hasil penyelaman tim IPB dan LSM (lembaga swadaya masyarakat) penyelaman, itu (terumbu karang) relatif aman," ungkapnya.

Meski begitu, kata dia, KLHK merekomendasikan apabila dalam pemantauan ditemukan hal-hal mengenai terumbu karang yang diakibatkan tumpahan minyak, maka PHE ONWJ diminta melakukan pemulihan.

Ifki memastikan sumur YYA-1 sudah sepenuhnya ditutup. Ceceran yang belakangan muncul dipastikan tumpahan minyak lama yang kembali tersingkap karena adanya dinamika eksresi dan abrasi. Misalnya pada saat banjir rob di Pantai Cemarajaya beberapa waktu lalu.

"Bukan tidak mungkin muncul. Nah, kejadian kemarin rob, muncul tapi gak banyak," ungkapnya.

Untuk mengatasinya, pihaknya telah menugaskan tim untuk membantu warga membersihkan ceceran minyak yang kembali muncul.

Sedangkan soal ganti rugi, Ifki mengungkap pihaknya bersama tim Pokja tengah mematangkan data.

Meski begitu, ia mengakui pihaknya harus berhati-hati memberikan ganti rugi agar tepat sasaran.

Apalagi soal ganti rugi, Pertamina didampingi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel).

Baca juga: Tumpahan Minyak Mentah Kembali Muncul di Pesisir Karawang

Ifki menyebut, Pertamina bersama pokja tengah mengolah data untuk tahap kedua, terutama bagi warga yang pada tahap pertama belum mendapat ganti rugi. Ia pun mengakui masih banyak PR untuk Karawang.

"Jika ada yang belum terdata segera aja, (usulkan) kepala desa, ini lagi pendataan gelombang kedua, nanti sampaikan. Yang melakukan pendataan bukan kami. Kami hanya mengevaluasi hasil pendataan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com