Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jalan Raya Jambi, Penghubung Kota Dagang Sumatera di Zaman Belanda

Kompas.com - 21/07/2020, 06:13 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Jalan Jambi, Dibangun untuk Mengakhiri Kejayaan Sungai dan Laut

Ekspedisi Sumatera Tengah berpengaruh kuat dengan keputusan membangun jalan dan 'mendaratkan' orang Jambi dari sungai.

Dengan alasan banyak sungai yang tak bisa dilalui sampai waktu tempuh lama dan menyelamatkan orang-orang pinggir sungai agar tidak 'terkunci' saat banjir.

Penulis Buku Sejarah Sungai Sumatera, Gusti Asnan menyebutkan sejarah jalan di Jambi dimulai sejak tahun pertama abad ke-20.

Pembangunan ruas jalan pertama dalam kurun waktu 1901-1907 oleh pemerintah Hindia-Belanda, dengan alasan membantu masyarakat yang 'terkunci' saat banjir menghantam aliran sungai Batanghari.

Alasan lain, dari tahun 1913 sampai 1920-an kolonial mengalihkan status jalur Batang Tembesi dari Pauh sampai Sarolangun sebagai 'niet immer bevaarbar' (tidak selalu dapat dilayari). Jadi perlu jalan darat, kata Asnan.

Fase kedua dimulai lagi tahun 1913. Pada saat inilah, berkaitan dengan rencana penyatuan kota se Sumatera melalui jalan raya.

Pembangunan ruas jalan di Jambi dijadikan sebagai bagian dari ruas Jalan kawasan selatan Sumatera. Pada fase kedua ini lebih 100 km jalan yang dibangun, ditngkatkan mutunya.

Sesungguhnya orang Jambi ahli transportasi sungai dengan perahu dan kapal, tetapi Belanda membuka jalan darat.

Dari segi perspektif lain, sambung Asnan, kita tafsirkan, tujuan kolonial ingin 'mendaratkan' orang Jambi khususnya dan orang Indonesia pada umumnya.

"Ingin 'mematikan' aktivitas sungai dan laut orang kita," kata penulis buku Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera.

"Pola-pola mengatakan jalur sungai tidak bisa dilayari, itulah gaya pejabat kolonial tempo dulu," tutup Guru Besar Sejarah di Universitas Andalas ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com