Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jalan Raya Jambi, Penghubung Kota Dagang Sumatera di Zaman Belanda

Kompas.com - 21/07/2020, 06:13 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan seluruh kota adalah warisan Belanda. Semua bertumpu pada ruas jalan Jambi-Muaratembesi.

Tujuan utama membuat jalan, Belanda yang saat itu menjajah ingin memenangkan persaingan ladang minyak Jambi dengan Amerika Serikat (AS) setelah Perang Dunia I.

Lalu, Belanda hendak menciptakan kebiasaan baru, transportasi darat yang 'mematikan' aktivitas sungai dan laut warga sekitar.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Seragam ASN Harus Diubah karena Itu Warisan Belanda untuk Berburu

Setelah semua jalan rampung, Jambi terhubung dengan kota-kota besar di Sumatera. Jalanan pada 1920-an penuh sesak mobil. Terbilang 1.500 mobil kala itu.

"Belanda membangun 16 ruas jalan di Jambi. Yang pertama itu Jambi-Muarotembesi," kata Peneliti Sejarah Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Dedi Arman, kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).

Jalan ini menghubungkan pelabuhan Boom Batu dan kantor Keresidenan Jambi dengan distrik Muarotembesi; daerah berkumpulnya rempah, emas dan karet.

Baca juga: Wagub Jabar Yakinkan 4 Jalur Kereta Zaman Belanda akan Aktif Kembali

Mengapa jalan ini pertama dibangun?

"Sebagai tanda pergeseran dari transportasi sungai menuju darat. Kemudian untuk menghubungkan jalan lintas timur dan barat Sumatera," kata Arman.

Peningkatan ruas jalan berarti peningkatan jumlah mobil. Pada tahun 1920-an semakin banyak mobil di Sumatera termasuk Jambi.

"Ada 1.500 buah mobil di Sumatera. Transportasi darat semakin diminati. Tahun 1930-an semakin banyak daerah yang bisa dilewati mobil," kata Arman menjelaskan.

Apalagi dengan boom karet atau puncak keemasan harga karet sambung Arman banyak orang Jambi hidup mewah dan mampu membeli mobil.

Tahun 1937 saat harga karet booming, pemilik kebun karet Jambi hidup mewah. Ada kisah orang Jambi yang dengan enteng membeli mobil seharga 600 gulden tunai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com