Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jalan Raya Jambi, Penghubung Kota Dagang Sumatera di Zaman Belanda

Kompas.com - 21/07/2020, 06:13 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Banyak petani karet kaya

Padahal saat itu kapal KPM dari Tanjungperiok mau berangkat ke Jambi, harganya 600 gulden dan itu dianggap sangat murah dan dibeli tanpa ditawar.

"Ini dimuat di koran Nieuwsblad voor 13 april 1937," kata Penulis buku Biografi Sultan Abdulrahman Syah, Sultan Riau Lingga I ini dengan semangat.

Kala jalanan terhubung dan ramai, ada tiga jenis mobil di jalanan, yakni mobil penumpang, mobil pribadi dan barang.

Mobil penumpang dan truk ada yang dikelola dinas angkutan darat pemerintah kolonial. Ada juga pihak swasta. Pusat layanan bus Jambi di bawah jaringan autodienst Palembang.

Pembangunan jalan raya membuka akses bepergian orang Jambi ke Padang, Medan dan Palembang dengan waktu tempuh cepat ke kota dagang.

Baca juga: Kisah Maria Sang Dokter Rimba, Keluar Masuk Hutan Pedalaman Jambi untuk Melawan Corona (1)

Jalan Untuk Merebut Minyak Jambi

Persaingan untuk mendapatkan hak pengelolaan minyak di Jambi, antara Belanda dan Amerika kian sengit usai Perang Dunia I.

Sengketa Belanda dan Amerika Serikat terekam dalam beritra koran The New York Times terbitan 10 Juli 1920. Beritanya berjudul "Djambi’s oil that has troubled international waters."

Proses administrasi panjang terjadi sebelum pengeboran minyak pertama tahun 1922. Permohonan izin eksplorasi pertama kali diajukan tahun 1891.

Tarik ulur proses administrasi perizinan penambangan minyak di Jambi baru bisa dirampungkan tahun 1920-an hingga ditunjuknya NV NIAM sebagai pengelola minyak di Jambi.

NIAM sahamnya 50 persen dimiliki oleh pemerintah Belanda dan 50 persen lagi saham milik Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM).

Modal awal NIAM dalam mengelola minyak di Jambi sebesar 10 juta gulden, sebut Arman, penulis buku, Adat Perkawinan Bintan Buyu.

Keberadaan minyak pada periode tahun 1922-1948 tidak memberikan dampak sosial ekonomi yang besar bagi Jambi.

Baca juga: Kisah Maria Sang Dokter Rimba, Sempat Dianggap Melawan Kepercayaan Suku Pedalaman Jambi (2)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com