Teriakan Paramita didengar oleh warga.
Warga pun kemudian mengevakuasinya ke lapangan Doyota Puskud.
"Saya tidak pingsan, saya sadar saat dibawa ke lapangan," kata dia.
Panik dan ketakutan, ia melihat banyak darah keluar dari tubuhnya.
Mulai saat itulah Mita merasa ada hal yang aneh terjadi pada dirinya. Bagian bawah tubuhnya mati rasa.
"Saya tidak merasakan lagi kaki hingga pinggul saya. Saya melihat darah begitu banyak tapi saya tidak merasa sakit," tutur dia dengan mata berkaca-kaca.
Mita pun kemudian dilarikan ke Makassar, Sulawesi Selatan untuk mendapatkan perawatan.
Baca juga: Bangun 1000 Rumah untuk Korban Gempa Palu, Dompet Dhuafa Gandeng Navicula
Seringkali ia merasa tak berguna lantaran kondisi itu.
Namun, rasa syukur selalu terselip untuk kesempatan hidup kedua yang diberikan Tuhan padanya.
Mita juga sanggup bertahan menjalani hari-harinya karena cinta sang suami, Abdul Gafur.
Gafur setia memberikan Mita semangat ketika asa di hatinya meredup.
Sang suami Gafur mengaku melakukan seluruh pekerjaan rumah yang biasanya dikerjakan oleh Mita.
Baca juga: Gempa Padang Panjang Kemarin Malam, Ingatkan Fenomena Kelam 1926