Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perempuan Pengantin Pesanan China: Umur Saya Dipalsukan Jadi 24 Tahun (3)

Kompas.com - 23/01/2020, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

Memburu "bos-bos pengantin pesanan"

Serikat Buruh Migran Indonesia menyebut comblang tidak pernah bekerja sendiri. Mereka menuding terdapat 'bos-bos pengantin pesanan', baik yang berkewarganegaraan Indonesia maupun China, yang meraup untung dari transaksi perkawinan itu.

Sosok para 'bos pengantin pesanan' itu pun disebut sudah diketahui secara umum oleh sebagian warga Mempawah.

Menjawab tudingan itu, Sutrisno memberi sanggahan, "Boleh kita mengetahui bahwa A adalah pencuri ayam, tapi kita juga harus memiliki bukti dan keterangan saksi yang memperkuat dugaan bahwa dia adalah pencuri ayam."

Baca juga: Tiga Provinsi di China Ini Jadi Lokasi Praktik Perdagangan Manusia Modus Kawin Kontrak

"Masyarakat sudah tahu beberapa orang adalah comblang. Kami dapat informasi itu, tapi transaksi belum terjadi, belum ada korban, dan keterangan saksi."

"Kami perlu berhati-hati menetapkan orang menjadi tersangka," ujar Sutrisno.

Bagaimanapun, hukuman terhadap comblang diharapkan sejumlah pengantin pesanan.

Ayah Citra, menyebut comblang harus bertanggung jawab atas dampak sosial yang dihadapi keluarganya.

Baca juga: Kasus Perdagangan Orang dengan Modus Kawin Kontrak, 7 WNA Dideportasi

"Comblang harus dihukum seberat-beratnya, tapi mereka pintar. Mereka yang bikin ulah, tapi mereka yang tidak bertanggung jawab dan justru menutupinya," katanya.

Selama kasus itu belum terkuak, ia menyebut keluarganya harus terus menghadapi tekanan mental dan stigma dari masyarakat.

Untuk memberikan dorongan mental pada anaknya, ayah Citra mengizinkan putrinya kini kembali bersekolah ke bangku SMP.

Baca juga: Terlibat Perdagangan Orang dengan Modus Kawin Kontrak, 2 WNA China Diamankan

Matanya terlihat berair saat menjawab pertanyaan itu. Kalimat yang keluar dari mulutnya putus-putus.

"Ini jangan terlalu kita pikirkan. Manusia manapun, tak ada yang sempurna. Jangan jadi beban pikiran, kalau stres bisa gila," katanya.

"Ibarat jalan, kita harus bisa menyusuri jalan, walau kanan-kiri depan-belakang punya omongan tentang kita jangan pedulikan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com