Aksi yang dilakukan oleh S ini terungkap setelah salah satu korban saat di perkemahan malapor kepada guru lainya.
"Esok hari (usai kemah) siswi ini mengadu kepada salah satu guru yang ada di SD tersebut, sambil menangis menceritakan kejadian pada malam hari itu," ungkapnya.
Menurutnya dari penyelidikan awal ada 12 siswi yang menjadi korban S. Siswi yang menjadi korban semuanya kelas enam SD.
Namun karena pertimbangan psikologis anak, hanya enam yang bisa dimintai keterangan sebagai saksi korban.
Peristiwa ini dilaporkan oleh orangtua korban ke Polres Sleman pada 22 Agustus 2019.
Diakuinya, prosesnya memang panjang karena untuk melengkapi alat bukti.
"Kita prosesnya memang agak panjang karena yang dilaporkan adalah oknum guru. Kita betul-betul melengkapi alat bukti, dan terakhir ada visum psikiatrikum. Jadi terhadap anak ini juga dimintakan pemeriksaan dari psikiater," ujar dia.
Dari hasil pemeriksaan, korban mengalami cemas, sedih, dan ada perasaan ketakutan yang berlebih.