Dijelaskannya, kacamata itu terbuat dari kertas dengan satu lubang petak yang ditutup dengan satu lembar filter khusus yang berfungsi untuk membantu mata untuk melihat terjadinya gerhana matahari.
"Hari ini kita pecahkan rekor (kamera) lubang jarum dan kacamata matahari. Sudah 3000 lebih dibagikan. Ini prestasi yang dicatat oleh MURI. Dan tentunya ini akan bermanfaat bagi keilmuan khususnya astronom dan ilmu falak," kata dia.
Baca juga: Gerhana Matahari, Pembagian 3000 Kacamata Khusus dan Kamera Lubang Jarum Terbesar Pecahkan Rekor
Fenomena GMC di Kabupaten Bandung Barat terganggu cuaca yang berawan, sehingga pemantau tidak maksimal.
Meski begitu, sesekali gerhana terlihat namun tak lama hilang terhalang awan.
Salah satu warga, Yanti (39) mengaku tak bisa lama menikmati tertutupnya matahari dengan bulan lantaran tertutup awan.
Ditambahkannya, ia terakhir melihat gerhana matahari, terjadi pada 2016 lalu di Planetarium Jakarta.
Meskipun di Bandung hari ini tidak maksimal karena berawan dan hujan, namun setidaknya beberapa menit Yanti dan anaknya sempat melihat matahari tertutup sebagian.
"Ya, gimana lagi cuaca nya gini," katanya.
Hal senada dikatakan dua bocah bernama Sekar (9) dan Alya (10) yang baru pertama kali melihat gerhana matahari.
"Kadang keliatan kadang enggak," kata Alya.
Baca juga: Meski Mendung, Warga Sempat Nikmati Gerhana Matahari Cincin di Bosscha Lembang
Warga yang ada di lokai banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu begitu antusias untuk menyaksikan fenomena GMC penuh pada pukul 12.12 WIB.
Jusna salah satu warga sekitar mengaku tak menyangka bisa menyaksikan langsung fenomena alam yang langka itu.
"Saya jadi heran pas melihatnya. Tiba-tiba alam gelap dan matahari persis seperti cincin warna putih," ujar Jusna, warga Desa Buluh Cina, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.