DENPASAR, KOMPAS.com - Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar melakukan pengamatan fenomena langka gerhana matahari cincin di rooftop atau lantai teratas pada Kamis (26/12/2019).
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan teropong khusus di kantor BMKG di Jalan Raya Tuban, Kuta, Badung.
Kepala Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, Ikhsan mengatakan, kontak pertama terlihatnya gerhana cincin di Denpasar dan sekitarnya terjadi pada pukul 12.15 Wita.
Baca juga: Gerhana Matahari Cincin, Warga Medan Antre Berfoto
Kemudian, gerhana totalnya akan terjadi pada pukul 14.03 Wita dan berakhir pada 15.36 Wita.
"Gerhana cincin sendiri berlangsung 3 jam 22 menit di Denpasar," katanya, Kamis (26/12/2019).
Di Denpasar, fenomena gerhana matahari cincin ini tidak akan terlihat seluruhnya. Namun hanya sebagian yakni 68,4 persen.
Sementara daerah di Indonesia yang akan nampak keseluruhan ada di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Ikhsan menjelaskan, gerhana matahari cincin merupakan fenomena alam yang terjadi saat matahari, bulan, bumi berada pada satu garis lurus.
Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Lintasi 5 Wilayah di Riau, di Siak Terlihat Penuh
Saat fenomena terjadi, cahaya matahari akan terhalang sehingga siang akan terlihat lebih gelap dari hari-hari biasanya.
Kepada masyarakat, ia mengimbau agar tak melihat secara langsung ke arah matahari. Sebab bisa mengakibatkan kerusakan retina hingga kebutaan sementara.
Untuk melihatnya diperlukan kacamata khusus atau filter optik.
"Kalau secara langsung bisa mengakibatkan kerusakan pada retina," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.