Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pemuda Alami Kebutaan, Bukan karena Game Online tapi Penyakit Glaukoma

Kompas.com - 11/09/2019, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Untuk memastikan diagnosa awal dari rumah sakit sebelumnya, Surya menjalani beberapa tahap pemeriksaan, hingga matanya di-scanning.

Baca juga: Pakar TI Unimal Menilai Pemblokiran Game PUBG di Aceh Tidak Efektif

 

4. Mederita glaukama

Menurut dr Pinto Yusneni Pulungan SpM yang memeriksa Surya mengatakan, pasien itu datang dengan diagnosa mengalami glaukoma.

"Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan," kata Pinto.

Setelah diperiksa, Surya murni mengalami glaukama.

"Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf," jelasnya.

Baca juga: Majelis Ulama Aceh Minta Pemblokiran Game PUBG Disegerakan

 

5. Tidak ada kaitannya dengan game online

dr Pinto Yusneni Pulungan SpM mengatakan glaukama yang dialami Surya tidak ada kaitannya dengan aktivitasnya yang suka bermain game online.

Tapi, jika disebabkan karena penyakit lain bisa saja mungkin, misalnya keletihan pada mata atau infeksi.

"Pasien itu bisa dengan alasan bermacam-macam. Tapi kami tegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan. Dia murni glaukoma, tapi datang terlambat," katanya.

Dalam istilah medis, glaukoma ini bisa disebut pencuri mata. Sebab, penderitanya tak menyadari bahwa ada penyakit itu.

Gejala penyakit ini sangat samar, bahkan tanpa keluhan. Tiba-tiba pandangan kabur dan mengalami kebutaan.

Baca juga: Sesuai Fatwa Haram, Pemkot Lhokseumawe Minta Game PUBG Diblokir

 

6. Memperpanjang penglihatan

Hingga kini, pihak medis sendiri belum mampu untuk menyembuhkan penyakit glaukoma, karena penyakit tersebut tak bisa sembuh.

Penanganan paling maksimal yang bisa dilakukan adalah memperpanjang penglihatan sebelum mengalami kebutaan total.

Dokter biasanya memberi obat tetes, konsumsi obat hingga operasi agar pasien bisa kembali pada tekanan atau titik normal.

"Makin normal dia, maka (untuk mencapai) kebutaan makin lama. Karena tak mungkin sembuh. Jadi kita melakukan penurunan tekanan untuk memperpanjang penglihatannya," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com