Surya menduga kebutaan yang dialaminya disebabkan karena hobinya bermain game online melalui ponsel.
Sejak Mei 2019 lalu, Surya Utama hanya bisa melihat setitik cahaya. Setelah diperiksa ternyata Surya menderita penyakit glaukoma.
Berikut fakta dari Surya Utama asal Kabupaten Asahan yang menderita kebutaan sejak Mei 2019 lalu:
1. Sering main game malam hari
Surya Utama (19) mengaku sering main game melalui ponsel saat malam hari. Bahkan dikondisi gelap sekaliam mengisi daya ponsel.
Dalam sehari dia bisa main game hingga lima jam.
"Kalau tidurnya, tergantung. Kadang jam 2 kadang jam 3," katanya. Surya sering bermain game Mobile Legend, PUBG, hingga FreeFire.
2. Mata memerah dan pandangan gelap
Mei 2019, mata Surya Utama memerah namun dia tidak merasa sakit. Keesokan harinya pandangannya gelap. Dia hanya bisa melihat sedikit cahaya.
"Kayak ada kabus (kabut) yang menghalangi. ada cahaya sedikit saja. Jalan sendiri tak bisa, kecuali meraba-raba dinding saja di rumah," kata Surya, Selasa (10/9/2019).
Dengan kondisi yang dialaminya saat ini, Surya tidak bisa melakukan banyak aktivitas.
Untuk ke kamar mandi, Surya harus meraba dinding, termasuk saat berjalan dari kamarnya ke halaman rumah.
"Untungnya saya masih hafal (susunan) di rumah," katanya.
Ia sudah mendatangi rumah sakit sebanyak lima kali untuk periksa mata, hingga ia dirujuk ke Rumah Sakit SMEC Medan.
Di rumah sakit khusus mata, Surya menjalani beberapa pemeriksaan mulai dari Ruang Visus untuk mengetahui ketajaman pengelihatan, hingga pemeriksaan oleh dokter spesialis mata.
Untuk memastikan diagnosa awal dari rumah sakit sebelumnya, Surya menjalani beberapa tahap pemeriksaan, hingga matanya di-scanning.
4. Mederita glaukama
Menurut dr Pinto Yusneni Pulungan SpM yang memeriksa Surya mengatakan, pasien itu datang dengan diagnosa mengalami glaukoma.
"Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan," kata Pinto.
Setelah diperiksa, Surya murni mengalami glaukama.
"Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf," jelasnya.
5. Tidak ada kaitannya dengan game online
dr Pinto Yusneni Pulungan SpM mengatakan glaukama yang dialami Surya tidak ada kaitannya dengan aktivitasnya yang suka bermain game online.
Tapi, jika disebabkan karena penyakit lain bisa saja mungkin, misalnya keletihan pada mata atau infeksi.
"Pasien itu bisa dengan alasan bermacam-macam. Tapi kami tegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan. Dia murni glaukoma, tapi datang terlambat," katanya.
Dalam istilah medis, glaukoma ini bisa disebut pencuri mata. Sebab, penderitanya tak menyadari bahwa ada penyakit itu.
Gejala penyakit ini sangat samar, bahkan tanpa keluhan. Tiba-tiba pandangan kabur dan mengalami kebutaan.
Penanganan paling maksimal yang bisa dilakukan adalah memperpanjang penglihatan sebelum mengalami kebutaan total.
Dokter biasanya memberi obat tetes, konsumsi obat hingga operasi agar pasien bisa kembali pada tekanan atau titik normal.
"Makin normal dia, maka (untuk mencapai) kebutaan makin lama. Karena tak mungkin sembuh. Jadi kita melakukan penurunan tekanan untuk memperpanjang penglihatannya," ujarnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro)
https://regional.kompas.com/read/2019/09/11/06160031/fakta-pemuda-alami-kebutaan-bukan-karena-game-online-tapi-penyakit-glaukoma