"Hal menarik lagi dari prasasti Kota Kapur Bangka, yaitu pada baris ke-10 isi prasasti Kota Kapur terdapat kalimat " Bumi jawa tidak tunduk kepada Sriwijaya".
Menurut Akmad Elvian, para sejarawan sepakat bahwa Bumi Jawa yang ada dalam prasasti tersebut mengacu pada Kerajaan Tarumanagera di Jawa Barat.
Baca juga: Menelusuri Jejak Kerajaan Sriwijaya yang Mulai Terkikis di Kota Kapur (1)
Marita, peneliti Museum Timah Pangkalpinang mengatakan dahulu Desa Kota Kapur adalah kawasan penambangan timah.
Pada kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya berstatus sebagai penguasa maritim yang menguasai jaur perdagangan internasional Selat Malaka.
Beberapa raja Sriwijaya yang pernah disebutkan adalah Raja Daputra Hyang, Raja Dharmasetu, Raja Balaputradewa, Raja Sri Sudamaniwarmadewa, dan Raja Senggrama Wijayattunggawarman.
Kepala Desa Kota Kapur, Makmun mengatakan ada tiga situs di wilayah tersebut yang nyaris tidak dikenali dan tampak seperti perkebunan biasa.
Penduduk setempat bahkan sengaja menutup area situs dengan timbunan tanah untuk menghindari penjarahan.
Hanya plang nama yang menjadi penanda bahwa sejumlah kawasan menjadi lokasi penemuan benda bernilai sejarah.
“Gundukan tanah ini sengaja dibuat untuk menutupi situs di dalamnya. Kondisi ini bahkan sudah sejak lama. Konon di dalamnya ada susunan bata dan tembikar,” kata Makmun saat berbincang dengan Kompas.com di Desa Kota Kapur, Sabtu (18/8/2018).
Baca juga: Warisan Sriwijaya di Kota Kapur, Batu yang Diyakini Punya Suami hingga Pulau Hantu (2)
Situs pertama berupa benteng alam dengan toppgrafi perbukitan.
Situs kedua berada di perkebunan sahang (lada). Terdapat dua buah batu bundar yang diyakini bagian dari lokasi pemandian penguasa Kota Kapur kala itu.
Sementara di situs ketiga berada di perkebunan karet dan durian. Di kawasan tersebut hanya ada gundukan tanah yang sengaja dibuat untuk menyembunyikan benda-benda di dalamnya.
Satu kilometer dari situs tersebut, mengalir Sungai Medno yang terhubung dengan selat yang memisahkan Sumatera Selatan dan Pulau Bangka.
Konon penguasa Sriwijaya dari daratan Sumatera Selatan (Palembang) masuk ke Kota Kapur melalui jalur Sungai Mendo.
Kedatangan ekspedisi Sriwijaya untuk mengingatkan penguasa Kota Kapur untuk tunduk dan patuh.