Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kota Kapur, Prasasti Bukti Keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Nusantara...

Kompas.com - 29/08/2019, 15:28 WIB
Rachmawati

Editor

Sebagai peringatan, parasasti yang berisi sumpah dan kutukan bagi setiap orang yang membangkang terhadap Raja Sriwijaya ditinggalkan di wilayah tersebut.

Baca juga: Kisah Sumpah dan Kutuk Bagi Pemberontak Kerajaan Sriwijaya

 

Batu yoni di Kota Kapur

Salah satu peninggalan Kota Kapur yang diklaim sebagai peninggalan asli Kerajaan Sriwijaya adalah batu yoni.

Batu tersebut bertekstur licin seperti bebatuan di hulu sungai daratan Sumatera yang memiliki panjang satu meter dengan lubang di bagian tengahnya

Sementara di Bangka, bebatuan umunya jenis granit dan metamorf yang terdapat di pesisir pantai.

Batu yoni tersebut disimpan secara turun temurun oleh juru pemelihara (juper) Situs Kota Kapur, Mahadir.

“Dulunya dari orang tua saya yang menyimpan. Beliau pernah diangkat sebagai kepala kampung sekitar tahun 1939. Masih zamannya Belanda,” ungkap Mahadir.

Mahadir mengaku, keluarganya ditunjuk langsung sebagai juru pemelihara situs oleh Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya Regional Jambi. Selain melakukan tugas pemeliharaan, dia pun kerap diajak untuk menghadiri seminar dan promosi pariwisata daerah.

Baca juga: Viral Ridwan Saidi Sebut Sriwijaya Fiktif, Akan Dipolisikan hingga Dianggap Cari Sensasi

“Kadang batu Yoni ini langsung saya bawa. Jadi orang yakin ada banyak peninggalan yang perlu diperhatikan pemerintah,” ujarnya.

Menurutnya, batu yoni tersebut memiliki pasangan yakni batu lingga yang berbentuk bulat panjang mirip tombak. Namun batu lingga tersebut telah dibawa arkeolog untuk disimpan di salah satu museum di Jakarta.

“Banyak yang menafsirkan bahwa batu Yoni dan batu Lingga menyimbolkan pasangan kelamin perempuan dan laki-laki. Namun ada juga yang menafsirkan bahwa ini senjata tombak dengan tempat untuk menancapkannya,” kata Mahadir di rumahnya di Desa Kota Kapur.

Baca juga: Begini Penjelasan Arkeolog Soal Kerajaan Sriwijaya yang Disebut Fiktif oleh Ridwan Saidi

Mahadir mengungkapkan, belum ada pengelolaan khusus terhadap situs maupun benda-benda peninggalan Kota Kapur. Namun sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang melakukan promisi di media sosial.

“Saat ini kami cukup terbantu dengan dibuatnya peta wisata dan gerbang masuk Kota Kapur. Ini bagian dari KKN mahasiswa yang diresmikan Rektor Universitas Bangka Belitung M Yusuf,” katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Heru Dahnur)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com