Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Jejak Kerajaan Sriwijaya, Disebut Fiktif hingga Bukti Prasasti Kota Kapur

Kompas.com - 29/08/2019, 12:04 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com — Akhir Juni 2019, Komunitas Petualang Metal Detector Indonesia berburu benda bersejarah Kerajaan Sriwijaya.

Arya, salah satu anggota komunitas tersebut, mengatakan, penggunaan metal detector mempercepat pencarian jejak peninggalan zaman Sriwijaya dibandingkan dengan cara-cara manual.

"Di Sumsel saya yang pertama menggunakan metal detector sejak 2017. Tahun 2019 sudah mulai banyak yang ikut pakai metal detector, memang dalam memastikan posisi jejak sejarah jauh lebih akurat," ujar Arya di Palembang, Selasa (25/6/2019).

Dengan metal detector, mereka dapat langsung menemukan titik terang lokasi kurang dari satu hari tanpa harus mereka-reka dengan cara manual.

Baca juga: Kontroversi Pernyataan Ridwal Saidi Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif

Arya sendiri mengaku telah mengumpulkan 100 koleksi jejak Kerajaan Sriwijaya, seperti koin, kalung, manik-manik, tombak, dan cincin sejak menggunakan metal detector.

Mayoritas penemuan berada di pinggiran dan di dalam Sungai Musi di wilayah Mariana, Kedukan Bukit, Ujung Borang, dan Ujung Kenten.

"Dalam memastikan itu peninggalan zaman Sriwijaya atau bukan, saya bertanya dan belajar dari dosen-dosen sejarah di Palembang atau bertanya kepada pemburu lain. Jika asli, akan saya simpan di rumah," katanya.

Barang-barang bersebut tidak ia perjualbelikan. Namun, jika ada peneliti dari luar negeri, seperti Spanyol, Afrika, Singapura, dan Makau, akan diberikan sebagai buah tangan.

"Mungkin bagi orang lain, peninggalan sejarah tidak ada artinya, tapi bagi saya ini sudah jadi hobi sejak kecil serta tujuannya menjaga aset sejarah," kata Arya.

Baca juga: Ridwan Saidi: Kerajaan Sriwijaya Fiktif Sudah Pernah Dibukukan

Seorang pemburu benda zaman Kerajaan Sriwijaya yang tergabung dalam Komunitas Petualang Metal Detektor Indonesia, Arya, nampak tengah mendeteksi benda bersejarah di pinggir Sungai Musi.Antara News Sumsel/Arya/Aziz Munajar/19 Seorang pemburu benda zaman Kerajaan Sriwijaya yang tergabung dalam Komunitas Petualang Metal Detektor Indonesia, Arya, nampak tengah mendeteksi benda bersejarah di pinggir Sungai Musi.

Sementara itu, di Ogan Komering Ilir, warga sempat heboh mencari harta karun yang diperkirakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Harta karun ditemukan sejak 2015 setelah kebakaran hutan di wilayah Sungai Bagan, Kanal 12, Pulau Tengkoran, Pulau Pisang, dan Kemada, serta beberapa situs di wilayah Desa Ulak Kedondong, Kecamatan Cengal, termasuk Talang Petai.

Ringgu, salah satu tokoh pemuda setempat, mengatakan untuk mencari harta karun, warga rela berkemah berhari-hari.

Untuk menuju ke Talang Petai, butuh waktu 2 jam dengan naik perahu menyusuri sungai menuju Selat Bangka dengan menyewa perahu Rp 1 juta untuk PP.

Baca juga: Warga OKI Heboh Mencari Harta Karun Kerajaan Sriwijaya

Seorang warga pernah menemukan emas berbentuk keong di Talang Petai, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Tulung Selapa.

Sayangnya, keong emas tersebut dijual warga ke toko emas di Palembang dengan harga yang ditawarkan mencapai ratusan juta rupiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com