Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Dodi dan Imam di Balik Kasus Asmara Berdarah Prada DP, Siapa Mereka?

Kompas.com - 16/08/2019, 06:17 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Selanjutnya, saksi Imam yang telah meninggal sebelum dihadirkan dalam ruang sidang, menghubungi satu saksi lagi bernama Muhammad Hasanudin.  

Kepada Hasanudin, Imam menjelaskan bahwa Prada DP sedang mengalami masalah keluarga dan ingin belajar mengaji.

Baca juga: Pengakuan Lengkap Prada DP Bunuh dan Mutilasi Kekasih

 

Hasanudin pun menyarankan agar Prada DP belajar di pesantren Serang, Banten, hingga keduanya pun berangkat ke sana.  

"Selama saya di sana, merasa ada yang mengikuti. Lalu menghubungi tante saya untuk menyerahkan diri dan dijemput Polisi Militer," ujarnya.  

Hakim nilai pembunuhan Fera sudah direncanakan

Pernyataan saksi dan terdakwa Prada DP yang tak sinkron tersebut ternyata membuat hakim menduga bahwa pembunuhan Fera telah direncanakan terdakwa lebih dulu.

Kejanggalan itu salah satunya adalah Prada DP yang nekat membawa korban Fera ke penginapan Sahabat Mulya di Kecamatan Sungai Lilin, kabupaten Musi Banyuasi, pada 8 Oktober 2019.  

Hakim anggota Myor CHK Syawaluddin menduga ada unsur perancanaan yang dilakukan Prada DP. Terdakwa ingin menjauhkan korban dari rumah. 

Sebab, jarak antara Palembang dan Musi Banyuasin memakan waktu sekitar 3 jam hingga sampai ke penginapan.  

Syawaluddin pun menyebutkan, Prada DP telah empat hari berada di Palembang, tepatnya pada 4 Mei 2018. 

Saat menghubungi Fera, Prada DP mengaku hanya ingin "curhat" kepada korban. Namun nyatanya langsung membawa Fera ke tempat bibinya. 

"Terdakwa membawa tas dan mengaku baru kabur pendidikan. Padahal sudah 4 hari. Di jembatan Kertapati ngaku ingin curhat, tapi dibawa ke Musi Banyuasin? Ini ada kesengajaan ingin menjauhkan korban?" tanya Syawaluddin. 

Prada DP pun mengaku menginap di penginapan Sahabat Mulya lantaran hari sudah larut malam. Namun, ia tak mengetahui alamat pasti bibinya tersebut. 

"Kami menginap karena sudah malam, rencananya besok mau mencari lagi rumah bibi Elsa. Tapi malam itu kami ribut, sehingga saya membunuh Fera," ujarnya. 

Lalu Syawaludin mempertanyakan alasan Prada DP nekat berangkat ke Serang Banten dengan untuk belajar mengaji usai membunuh. 

"Di sini banyak (pesantren), kenapa harus Banten?" tanya Syawaluddin lagi. 

Mendengar pertanyaan itu, Prada DP langsung menundukkan kepalanya dan enggan melihat hakim sembari menangis. 

"Saya ketemu sama guru ngaji namanya Abah Syar'i," ucap Prada DP. 

Syawaludin pun lantas membeberkan riwayat dari guru ngaji yang diucapkan Prada DP.

Baca juga: Pengakuan Prada DP Tega Mutilasi Kekasih: Saya Kecewa Dia Bilang Hamil 2 Bulan

 

Berdasarkan catatannya, Abah Syar'i yang dimaksud Prada DP pernah terjerat kasus menyembunyikan tahanan yang kabur pada 2013-2014. 

"Saya juga tahu kalau dia nolak kedatangan kamu. Takut bermasalah lagi, makanya kamu dialihkan ke tempat muridnya. Benar apa tidak?," tanyanya. 

Setelah diberi penjelasan hakim, Prada DP bungkam tanpa berani menjawab pertanyaan itu. Ia pun hanya tertunduk sembari menangis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com