Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Festival Indonesia Moskow, Sultan Hamengku Buwono X Puji Tim Tari DIY

Kompas.com - 04/08/2019, 08:55 WIB
Amir Sodikin,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

"Festival ini penting karena memperingati 59 tahun hubungan RI dengan Rusia," katanya.

Di Festival Indonesia di Moskow, booth DIY merupakan booth yang paling besar dan berada di lokasi paling strategis karena berada di paling depan dekat pintu masuk festival.

Tim DIY juga menjadi delegasi paling besar sepanjang pelaksanaan festival. Sebanyak 100 orang didatangkan dari Yogyakarta, meliputi para pengusaha UKM, delegasi budaya, perwakilan pemerintahan, dan perwakilan penguruan tinggi.

Total jumlah peserta festival mencapai 1.000 orang dengan jumlah pengunjung diprediksi hingga 140.000 orang.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, Tepuk tangan dari penonton begitu membahana selama beberapa menit tanpa putus ketika para penari Dewa Ruci menyelesaikan tariannya di Festival Indonesia di Moskow, Rusia, Sabtu (3/8/2019) waktu setempat.

Baca juga: Belajar Memproteksi Kota Heritage, Sri Sultan HB X Kunjungi Tatarstan

Untuk kesekian kalinya, ribuan penonton yang hadir selalu dibuat kaget sekaligus kagum saat tim tari Daerah Istimewa Yogyakarta memainkan tarian yang mereka bawakan. Selain tari Dewa Ruci, tim budaya DIY juga membawakan tari Asmaradhana dan tari Sintren.

Para penonton berasal dari warga Rusia maupun warga Indonesia yang datang ke Taman Krasnaya Presnya seluas 16,5 ha ini didirikan tahun 1932 di jantung kota Moskow. Taman ini merupakan monumen sejarah dan arsitektur, serta monumen seni lanskap abad XVIII-XIX.

Usai berakhirnya pertunjukan, para penonton warga Rusia mengajak berfoto bersama para penari. Ajakan berfoto terus mengalir bahkan hingga jam tutup festival.

Kepala Bidang Perencanaan Dinas Kebudayaan DIY Dwi Pudji Astuti yang mendampingi tim kesenian, menggambarkan suasana malam itu sangat ramai, meriah, dan penontonnya sangat apresiatif. "Kami senang, tepuk tangannya begitu panjang tiada henti," kata Dwi.

Baca juga: Kunjungan ke Tatarstan, Sultan Berharap Yogyakarta Mampu Menjaga Garis Imajiner

Para penari sampai tertahan di panggung utama karena terus menerus diminta foto bersama dengan warga Rusia. Antusiasme warga Rusia begitu membanggakan.

"Malam ini kami sampai hampir tidak bisa pulang dari lokasi menari. Kalau enggak disudahi, para penari terus menerus diajak berfoto padahal sudah mau tutup," kata Dwi.

Bangga dan haru juga menyelimuti hati sang sutradara ketiga tari tersebut, Yosef Adityanto Aji.

"Applause penonton membuat kami bangga dan selalu kami ingat," kata Yosef.

Yosef yang juga pengajar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan mengatakan, tari kreasi dari DIY memang dibuat energik berbalut modern.

"Tujuan tari ini diciptakan untuk hiburan, sehingga kita pasukan gerakan tari tradisional dengan gerakan pop," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com