Salin Artikel

Di Festival Indonesia Moskow, Sultan Hamengku Buwono X Puji Tim Tari DIY

Sri Sultan secara khusus memberi apresiasi kepada para penari.

"Tariannya bagus, mainnya bagus. Saya lihat warga Rusia menyukainya, penonton menyukainya, Pak Dubes (Dubes RI untuk Federasi Rusia, M Wahid Supriyadi) juga saya lihat puas dengan penampilan tim tari," katanya.

Hari Minggu, atau hari ketiga berlangsungnya festival, Sri Sultan harus pulang ke Tanah Air karena ada acara di Jawa Timur.

Sultan pada Sabtu malam mengumpulkan para kepala dinas untuk briefing singkat terkait penyelenggaraan festival.

Duduk tepat di depan Sri Sultan adalah Kepala Dinas Pariwisata Singgih Raharjo dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aris Riyanta.

Kedua kepala dinas ini dianggap yang paling bertanggung jawab atas kelancaran festival. Kepala dinas dan pejabat lainnya yang ikut dalam rombongan tampak berdiri turut menyimak.

"Saya pamit, besok saya akan kembali ke Tanah Air, ada acara di Jawa Timur," kata Sultan.

Sultan titip agar ada yang betul-betul mendampingi para peserta festival dari DIY, harus ada yang menjagai dan memberi semangat setiap waktu.

"Untuk tim tari, meskipun sudah tidak ada para pejabat yang menonton, mainlah seperti saat hari pertama, harus bersungguh-sungguh, jangan dibedakan," kata Sultan.

Sultan berharap misi budaya DIY bisa sukses di Rusia.

Saat hari pertama pembukaan, dari kursi penonton, Sultan memang tampak mengacungkan kedua jempol tangan sebagai tanda apresiasi pada penampilan tari Dewa Ruci.

Sri Sultan juga mendapat apresiasi dari beberapa pihak terkait penampilan tim DIY di Festival Indonesia di Moskow.

"Banyak yang menyampaikan apresiasi kepada saya. Booth-nya bagus, tarinya juga bagus," kata Sultan.

Sultan mengingatkan pentingnya festival kali ini karena bisa mempererat hubungan Indonesia dengan Rusia.

"Festival ini penting karena memperingati 59 tahun hubungan RI dengan Rusia," katanya.

Di Festival Indonesia di Moskow, booth DIY merupakan booth yang paling besar dan berada di lokasi paling strategis karena berada di paling depan dekat pintu masuk festival.

Tim DIY juga menjadi delegasi paling besar sepanjang pelaksanaan festival. Sebanyak 100 orang didatangkan dari Yogyakarta, meliputi para pengusaha UKM, delegasi budaya, perwakilan pemerintahan, dan perwakilan penguruan tinggi.

Total jumlah peserta festival mencapai 1.000 orang dengan jumlah pengunjung diprediksi hingga 140.000 orang.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, Tepuk tangan dari penonton begitu membahana selama beberapa menit tanpa putus ketika para penari Dewa Ruci menyelesaikan tariannya di Festival Indonesia di Moskow, Rusia, Sabtu (3/8/2019) waktu setempat.

Untuk kesekian kalinya, ribuan penonton yang hadir selalu dibuat kaget sekaligus kagum saat tim tari Daerah Istimewa Yogyakarta memainkan tarian yang mereka bawakan. Selain tari Dewa Ruci, tim budaya DIY juga membawakan tari Asmaradhana dan tari Sintren.

Para penonton berasal dari warga Rusia maupun warga Indonesia yang datang ke Taman Krasnaya Presnya seluas 16,5 ha ini didirikan tahun 1932 di jantung kota Moskow. Taman ini merupakan monumen sejarah dan arsitektur, serta monumen seni lanskap abad XVIII-XIX.

Usai berakhirnya pertunjukan, para penonton warga Rusia mengajak berfoto bersama para penari. Ajakan berfoto terus mengalir bahkan hingga jam tutup festival.

Kepala Bidang Perencanaan Dinas Kebudayaan DIY Dwi Pudji Astuti yang mendampingi tim kesenian, menggambarkan suasana malam itu sangat ramai, meriah, dan penontonnya sangat apresiatif. "Kami senang, tepuk tangannya begitu panjang tiada henti," kata Dwi.

Para penari sampai tertahan di panggung utama karena terus menerus diminta foto bersama dengan warga Rusia. Antusiasme warga Rusia begitu membanggakan.

"Malam ini kami sampai hampir tidak bisa pulang dari lokasi menari. Kalau enggak disudahi, para penari terus menerus diajak berfoto padahal sudah mau tutup," kata Dwi.

Bangga dan haru juga menyelimuti hati sang sutradara ketiga tari tersebut, Yosef Adityanto Aji.

"Applause penonton membuat kami bangga dan selalu kami ingat," kata Yosef.

Yosef yang juga pengajar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan mengatakan, tari kreasi dari DIY memang dibuat energik berbalut modern.

"Tujuan tari ini diciptakan untuk hiburan, sehingga kita pasukan gerakan tari tradisional dengan gerakan pop," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/04/08550741/di-festival-indonesia-moskow-sultan-hamengku-buwono-x-puji-tim-tari-diy

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke