Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Suliyono, dalam Keterbatasan Berusaha Tekan Golput di Kalangan Disabilitas

Kompas.com - 08/04/2019, 05:31 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Khairina

Tim Redaksi

 

Pagi Mengajar, Siang Gerilya
Aktivitas berkeliling ke desa desa hingga ke rumah para pemilih dari kalangan disabilitas, merupakan agenda rutin dari Suliyono sejak Februari lalu.

Sejak terjun sebagai relawan demokrasi, kegiatan bapak 2 anak itu kian padat. Pagi mengajar di SMP Luar Biasa Muhammadiyah Jombang, lalu pada siangnya digunakan untuk menjalankan tugas sebagai relawan demokrasi.

Suliyono menuturkan, terjun sebagai relawan demokrasi untuk segmen disabilitas pada Pemilu 2019 membuat dirinya kian sibuk. Pagi mengajar, siang melakukan gerilya.

Baca juga: NTT Kekurangan 177.302 Formulir Hologram Pemilu

Pada pagi hingga jam 1 siang, dirinya sibuk di sekolah. Lalu, selepas jam mengajar di sekolah dia bertugas sebagai relawan demokrasi.

"Motivasi saya ingin memberikan pencerahan kepada teman-teman disabilitas terkait Pemilu. Itu yang jadi alasan saya mau terjun sebagai relawan demokrasi," tutur Sulis.

Dikatakan, ketertarikannya bergabung sebagai relawan demokrasi juga dilandasi pentingnya kalangan disabilitas menyalurkan hak pilih masing-masing dengan tepat dan benar.

"Apalagi pemilu tahun ini lumayan berbeda dengan (Pemilu) sebelumnya. Ada banyak hal terkait yang perlu disampaikan kepada teman-teman disabilitas dengan cara yang mereka pahami," ungkap pria kelahiran 1 Nopember 1974 ini.

Baca juga: Lebih dari 45.000 Orang Pindah Memilih ke Yogyakarta pada Pemilu 2019

Sebagai relawan demokrasi pada segmen disabilitas, Suliyono bersama teman-temannya sesama relawan menggunakan dua metode pendekatan. Kedua cara tersebut dilaksanakan sesuai kondisi disabilitas.

Cara pertama, dia mengumpulkan beberapa pemilih disabilitas untuk mengikuti sosialisasi dan pendidikan pemilih secara bersama. Sedangkan cara kedua, yakni dikunjungi ke rumah masing-masing.

Dari kedua pendekatan itu, Sulis mengaku lebih sering melakukan gerilya ke rumah-rumah pemilih disabilitas. Rumah yang dikunjungi tak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga yang ada di pelosok pedesaan.

"Prioritasnya adalah mereka yang tidak memungkinkan untuk keluar rumah. Kalau yang sudah ada komunitasnya dan bisa keluar sih gampang," kata Sulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com