Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Pulau Morotai Diajar Berselancar, Berbahasa Inggris dan Menjaga Laut

Kompas.com - 07/04/2019, 12:01 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MOROTAI, KOMPAS.com - Nama Kabupaten Pulau Morotai, yang dijuluki sebagai Mutiara di Bibir Pasifik, mungkin tak salah lagi.

Tak hanya itu, ada juga yang menjulukinya sebagai “Pulau Dewata”-nya Provinsi Maluku Utara.

Keindahan alam Morotai, termasuk keanekaragaman hayati bawah laut ditambah wisata sejarah Perang Dunia II, membuat Morotai tak diragukan lagu untuk dijadikan rekomendasi sebagai tempat berwisata.

Dengan segala potensi wisata yang dimiliki itu, Morotai beberapa tahun ke depan akan menjadi tujuan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara di wilayah Indonesia Timur.

Baca juga: Di Morotai, Dubes AS Akui Indonesia Produsen Tuna terbesar Dunia

Melihat kondisi itu, melalui Small Grant Program dari Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya menggelontorkan anggaran di beberapa desa di Kabupaten Pulau Morotai dalam rangka menyiapkan sumberdaya manusia khusus bagi masyarakat lokal disana untuk menyiapkan diri dari sekarang.

Sudah kurang lebih dua tahun ini, masyarakat khususnya anak usia dini dari kalangan pelajar, diajarkan mulai dari berbahasa inggris, berselancar, snorkling, berfoto di bawah laut, membuat video, serta menjaga kebersihan pantai dan laut.

Mereka diajarkan bagaimana menumbuhkan rasa kecintaan terhadap laut, dengan begitu ada kepedulian yang muncul dari dalam terhadap laut.

“Kami sangat senang bisa bergabung disini, saya bisa belajar bahasa inggris, menggunakan kamera untuk foto dibawah laut, berselancar,” kata Alfita, salah satu murid SMP di Desa Bido, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai yang ikut dalam program itu, Sabtu (06/04/2019).

Baca juga: Peringati Hubungan Diplomatik AS dan Indonesia di Morotai, Dubes Mengaku Terkesan

Alfita mengaku, apa yang dia lakukan bersama puluhan rekan-rekannya yang masih duduk dibangku SMP dan SMA itu tidak ada paksaan, namun itu muncul dari dalam diri mereka untuk memajukan Morotai sehingga lebih dikenal di mancanegara.

Seluruh kegiatan itu menurutnya merupakan ekstrakurikuler sehingga tidak mengganggu proses belajar mereka di sekolah.

“Biasanya kami diberikan materi dulu di ruangan sebelum turun ke lapangan,” ujarnya didampingi puluhan rekannya-rekannya.

 

Berbahasa Inggris

Anak-anak di Kabupaten Morotai, Maluku Utara dengan gembira belajar bahasa Inggris dan menonton video mereka saat belajar berselancar, Sabtu (6/04/2019)KOMPAS.com/YAMIN ABD HASAN Anak-anak di Kabupaten Morotai, Maluku Utara dengan gembira belajar bahasa Inggris dan menonton video mereka saat belajar berselancar, Sabtu (6/04/2019)
Dalam video yang dipertontonkan, beberapa diantara siswa kini dapat berkomunikasi sesama mereka dengan menggunakan bahasa Inggris, meskipun sesekali masih terbatah-batah dan merasa malu di depan umum.

Baca juga: Ada Isu Tsunami, Warga di Sejumlah Desa di Morotai Mengungsi

Kegembiraan juga terlihat di wajah mereka ketika belajar berselancar di tengah derunya ombak di Pantai Desa Bido.

“Kalau ke laut seperti mau berselancar, sebelumnya kami diharuskan masing-masing membawa satu kantong plastik untuk mengambil sampah yang ada di pantai maupun di laut,” katanya.

“Kami banyak belajar disini, orang tua kami juga sangat mendukung. Itulah yang memotivasi kami bagaimana Morotai ke depan bisa dikenal,” katanya lagi.

Selain itu, anak-anak ini juga diajarkan bagaimana memperbaiki papan selancar yang rusak atau patah sehingga ke depan anak-anak ini tidak lagi ketergantungan ketika suatu saat mereka mengalami kendala hal yang sama ketika berselancar.

Baca juga: Hari Ini, Morotai Diguncang Dua Kali Gempa Bumi

Uniknya program ini tidak hanya bagi pelajar tapi terbuka bagi siapa saja, termasuk anak yang telah putus sekolah.

“Ada beberapa anak yang putus sekolah turut bergabung yang penting ada kemauan besar dari mereka,” kata Elizabeth Murray, salah satu instruktur dari liquidfuture.

Wanita asal Inggris itu mengaku, di Kabupaten Pulau Morotai ada 5 desa yang mereka bina dalam rangka menghadapi Morotai sebagai daerah wisata ke depan.

Kehadiran mereka di Morotai katanya diterima baik oleh masyarakat, sehingga program ini diharapkan dapat berjalan dengan baik.

Baca juga: Seorang Nelayan Asal Morotai Selamat Setelah Berenang Sejauh 20 Km

“Di sini kami ajarkan, bahasa Inggris, snorkeling, menggunakan kamera bawah laut untuk berfoto, membuat video, kemudian mengeditnya sendiri. Membuat produk dan dari produk itu mereka bisa bercerita melalui postingan mereka di media sosial,” kata Elizabeth.

Menurutnya, konservasi penting sekali gunakan pendekatan sosial, dimulai dari kecintaan mereka dengan laut sehingga sangat perlu diajarkan surfing.

“Kalau sudah surfing maka akan cinta laut, menumbuhkan kecintaan itu, karena kalau sudah cinta otomatis berpikir untuk melindungi laut,” katanya lagi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com