Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Anak Danau Toba di Langkah Kaki Togu dan Biston, Misi Cicit Raja Sisingamangaraja XII untuk Dunia Pendidikan di Tanah Batak (4)

Kompas.com - 30/11/2018, 17:10 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

Sudah ada 700 bibit ikan Ihan ditebar didalam kolam keluarganya itu. Semuanya tak ingin dijual Swarna karena niatnya menjaga keutuhan habitat asli Danau Toba meskipun hampir tiap minggu dia harus mengeluarkan dana pakan ikan, seperti pelet dan dedak.

“Dari kecil saya suka ikan, jadi ingin tetap ikan Ihan tetap ada dan jangan sampai punah karena sekarang populasinya selalu menurun,” ujar Swarna kepada Kompas.com.

Ihan jika di  Pulau Jawa disebut sebagai ikan dewa. Masyarakat memiliki kepercayaan jika Ihan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Bahkan, ikan Ihan sering dikirim ke Malaysia dan Singapura dengan harga yang fantastis karena hasil penelitian menyebutkan, Ihan memiliki kandungan untuk awet muda.

“Jika di pasaran ikan ini tak boleh ditawar harganya. Sebab khasiatnya akan hilang. Karena banyak keyakinan itulah Ihan semakin menurun,” ungkap mantan dosen di Aceh tersebut.

Baca juga: Cedera Tak Halangi Togu dan Biston Berjalan Kaki untuk Rumah Belajar Anak di Danau Toba

Meski keturunan bangsawan serta telah menempuh pendidikan S2 di Oxford Brookes University di Inggris tak menghilangkan sosok Togu yang humoris serta jiwa sosialnya yang ingin selalu berbagi.

Togu pun hanya menjadi petani biasa di tanah kelahirannya setelah pulang kampung. Di rumah, ia menjadi seorang petani padi, sapi, unggas dan peternak ikan lele.

Sembari menghidupkan 8 rumah belajar untuk anak pesisir Danau Toba bernama Yayasan Alusi Tao Toba.

Semua itu ia lakukan agar keinginan anak mendapatkan buku berkualitas meskipun di daerah terpencil bisa terpenuhi. Tak sepeser biaya pun dikenakan bagi para anak yang ingin belajar.

Niat tulus Togu pun beberapa kali “mengancam”jiwanya untuk penggalangan dana.

Aksi “gila” seperti berenang mengitari Danau Toba, berkeliling mengendarai sepeda motor dan terakhir berjalan kaki 305,65 kilometer ia lakukan untuk mencari donasi secara independen.

Idealias dalam diri Togu ia tanamkan agar tak sedikit pun ada campur tangan kepentingan sekelompok orang di yayasan Alusi Tao Toba, sepeti tokoh politik atau semacamnya, agar misi menghadirkan pendidikan literasi membaca untuk anak Danau Toba selalu terjaga.

Lambat laun, hari demi hari, banyak relawan yang berdatangan untuk membantu Togu. Seperti halnya Biston, ia rela mengabdikan diri sebagai kapten kapal membawa buku pelajaran anak disekitar Danau Toba.

Bukan hal mudah menjadi seorang kapten kapal, Biston pun berjibaku dengan keselamatan jiwa.

Beberapa kali kapal yang dibawa Biston hampir terbalik di Danau Toba akibat gelombang air yang tak menentu.

Namun halangan itu tak membuat nyali Biston ciut. Sampai sekarang, ia masih menjadi sosok kapten kapal yang humoris dan berbagi untuk anak pesisir Danau Toba.

Begitu juga dengan beberapa tim lain, Andar pembawa kereta baca, Ima , Eka dan Andi Gultom serta Boby Rajaguguk yang tergabung di Yayasan Alusi Tao Toba.

Mereka mengabdikan diri demi pendidikan anak tetap membaca bisa berlangsung hingga misi kemanusiaan dunia pendidikan tercapai.

Kompas TV Berfokus pada pendidikan dan pembentukan iman pondok pesantren ini tetap menerapkan kegiatan mengaji dengan sistem tradisional seperti Bandongan dan Sorogan. Dalam memantapkan keimanan para santri pondok pesantren ini menerapkan kegiatan-kegiatan seperti sholat Dhuha, Zikir dan solat malam, istighosah bersama dan beragam pendidikan tauhid yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com