Terlihat gerbang tinggi nan cantik dengan corak khas Batak bewarna merah hitam perpaduan putih berdiri kokoh meski telah berusia ribuan tahun.
Ya, gerbang itu adalah jalan menuju istana kebesaran Raja Sisingamangaraja yang merupakan nenek moyang Togu.
Tak ingin melupakan garis keturunan, Togu menyempatkan diri untuk singgah melihat ke dalam dan menunjukkan kepada seluruh tim seperti apa bangunan yang ada didalam.
Tangga gerbang begitu tinggi. Betis Togu yang masih kencang seperti tak ia hiraukan. Langkah kecil kakinya terus menapak hingga masuk ke dalam. Di samping kiri pondok, ia lebih dulu melepaskan sepatu.
Tradisi masuk tanpa alas kaki sudah lama diterapkan sebelum masuk istana raja. Hal itu tak lain untuk menjaga kebersihan serta kesucian dalam istana.
Papan peringataan bertuliskan “Alas kaki harap dilepas”pun terpampang dipasang dibawah pohon untuk memperingatkan agar pengunjung tak melanggar aturan.
Baca juga: Mimpi Anak Pesisir Danau Toba di Langkah Kaki Togu dan Biston (I)
Bangunan persegi empat menjadi sorotan mata di awal masuk gerbang. Lambang bendera perang bewarna merah dan bergambar dua pedang kembar (Piso Gaja Dompak) terukir ditengah bangunan itu.
Di sekeliling pun terdapat makam Sisingamangaraja. Togu berdiri di depan bangunan itu untuk mendoakan buyutnya.
“Inilah istana Raja Sisingamangaraja,” senyum Togu seakan pulang ke kampung halaman nenek moyang.
Ada empat bangunan rumah nan megah di dalam istana,rumah Bolon adalah tempat menerima tamu. Sopo Godang tempat kegiatan seni budaya. Sopo Bolon Lumbung padi dan rumah Persaktian tempat tinggal raja dan keluarga.
Suara lantunan musik pun terdengar d isamping bangunan istana, ternyata ada warga yang sedang berpesta pernikahan.