Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kelulusan Tes CPNS Sangat Rendah, Bupati Landak Mengeluh Banyak Formasi Tak Terisi

Kompas.com - 08/11/2018, 23:21 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NGABANG, KOMPAS.com - Bupati Kabupaten Landak di Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasa, berharap pemerintah pusat serius dan sesegera mungkin membuat kebijakan terkait hasil seleksi CPNS untuk mengisi formasi yang telah disediakan.

Pasalnya, dari 3.567 peserta yang mengikuti seleksi kompetensi dasar (SKD) di Kabupaten Landak, hanya 35 orang atau 0,9 persen dari total peserta yang berhasil lolos nilai ambang batas (passing grade) dalam tes yang menggunakan sistem Computers Assisted Test (CAT) tersebut.

Pelaksanaan tes itu sendiri mulai dilaksanakan pada 29 Oktober hingga 7 November 2018 di laboratorium komputer BKPSDM Kabupaten Landak.

"Terkait seleksi CPNS, bukan hanya kita, tapi seluruh wilayah di Indonesia mengeluhkan hal yang sama," ujar Karolin, Kamis (8/10/2018).

Baca juga: Seorang PNS Pemkot Makassar Ditangkap karena Jadi Joki CPNS

"Kita berharap pemerintah pusat bisa mengeluarkan kebijakan, tidak hanya mengandalkan hasil passing grade saja, tapi mungkin menurunkan pasing grade atau menggunakan sistem rangking," sambungnya.

Karolin menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian pihaknya dengan hasil tes terkait ketersediaan 185 formasi yang terancam tidak terisi.

"Dengan demikian, jika yang Lolos passing grade hanya 0,9 persen, maka formasi yang sudah disediakan untuk kabupaten landak terancam tidak terisi. Nah ini yang menjadi kekhawatiran kami," ungkapnya.

Kemudian, sambung Karolin, apabila yang lolos hanya 0,9 persen, maka kita harus melakukan evaluasi dan yang melakukan evaluasi dalam hal ini adalah pemerintah pusat.

Baca juga: Peserta Tes CPNS di Madiun Bawa Jimat Untuk Perlancar Kerjakan Soal

"Apakah peserta kita yang salah, atau sistemnya yang salah. Tapi kalau yang lolos hanya sekian persen, bukan pesertanya yang menurut saya yang dievaluasi, tapi sistem yang ada ini sesuai atau tidak," paparnya.

"Atau sengaja dibuat seperti ini sebagai bentuk pemerintah pusat yang melakukan penerimaan CPNS dengan setengah hati dan memang sengaja dibuat passing grade yang tinggi supaya yang lolos juga tidak banyak," ucap Karolin.

Sehingga, menyikapi kondisi tersebut, Karolin mengatakan mau tidak mau pihaknya harus memikirkan beberapa kemungkinan, termasuk apakah pemerintah pusat serius untuk melakukan seleksi CPNS.

"Apabila pemerintah pusat memang serius untum mengisi kekosongan formasi di daerah, dimana sudah lebih dari empat tahun tidak ada penerimaan CPNS dan banyak birokrasi dibawah kita yang sudah mulai banyak yang keteteran karena sudah banyak yang pensiun, terutama untuk tenaga guru dan tenaga kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Maluku Kecewa Peserta Tes CPNS Tahap Pertama yang Lolos hanya 8 Orang

Kemudian, apabila pemerintah pusat serius, maka harus sesegera mungkin untuk membuat kebijakan mengisi formasi yang telah disediakan. Tidak hanya mengandalkan hasil passing grade, tapi mungkin menurunkan pasing grade atau menggunakan sistem rangking. 

"Itu kalau pemerintah pusat serius untuk menambah jumlah PNS, kalau tidak serius, ya dibiarkan apa adanya, yang lolos segitu ya segitu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com