Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kanoman, Mengubah Bencana Menjadi Kebangkitan

Kompas.com - 21/09/2018, 07:00 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Ia berharap, arsitektur dan lingkungan Pasar Kanoman yang baru nantinya menyesuaikan dengan lingkungan arsitektur dan budaya Keraton Kanoman.

“Pasar bisa sekaligus menjadi ruang edukasi selain memerkenalkan kekayaan Cirebon,” ucap Arimbi.

Jika Pasar Kanoman yang baru sesuai dengan yang diharapkan pihak Keraton Kanoman, maka pihak Keraton akan ikut menyajikan makanan khas Keraton Kanoman.

“Ada oreg bolong berisi kacang panjang dan oncom, ada yipi yaitu sajian sate daging dengan bumbu keraton, wajik komplang berbahan beras, terigu, kisnis, susu,dan minyak samin, dan sejumlah makanan ringan lainnya,” ujar Arimbi.

Bencana Menjadi Kebangkitan

Periset sejarah keraton di Cirebon, Farihin, yang mendampingi Arimbi menjelaskan, pendirian pasar di depan Keraton Kanoman awalnya adalah usaha pemerintah Hindia Belanda mengisolasi lingkungan Keraton Kanoman yang dituding sebagai pusat perlawanan.

Farihin mengatakan, setelah VOC memecah Keraton Pakungwati menjadi Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman dengan cara membangun jalan raya pemisah, pemerintah Hindia Belanda menjadikan sultan kasepuhan sebagai sekadar pegawai mereka.

Pangeran Raja Kanoman, Putera mahkota keraton Kanoman yang terus melakukan perlawanan, dibawa ke Batavia. Dari sana, Raja Kanoman dibuang ke Ambon tahun 1808.

Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengangkat adik putera mahkota sebagai sultan di Keraton Kanoman. Pasar Kanoman pun kemudian dibangun di depan Keraton Kanoman agar keraton ini tersembunyi dari pandangan publik.

“Sebelum Keraton Pakungwati dibelah, sisi muka keraton ini adalah sisi muka Keraton Kanoman sekarang. Keraton Kasepuhan saat ini adalah sisi belakang Keraton Pakungwati. Jadi sisi depannya ditutup oleh pasar, sedang sisi belakangnya dibiarkan lebih terbuka,” ucap Farihin.

Mengapa?

“Karena penguasa Keraton Kasepuhan yang sudah menjadi pegawai Hindia Belanda kala itu, lebih mudah dikontrol pemerintah Hindia Belanda,” jawab Farihin.

Saat Pasar Kanoman dibangun, lanjut Farihin, Sultan Kanoman-nya adalah Sultan Zulkarnaen (1870 – 1930)

Tahun depan kita bisa berharap, Pasar Kanoman yang dulu dibangun pemerintah Hindia Belanda untuk membunuh eksistensi Keraton Kanoman, bisa menjadi kekuatan baru memulihkan seluruh potensi bukan saja Keraton Kanoman, tetapi seluruh Kota Cirebon. Mengubah bencana menjadi kebangkitan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com