Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kanoman, Mengubah Bencana Menjadi Kebangkitan

Kompas.com - 21/09/2018, 07:00 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Setelah peremajaan kedua sampai kini, luas tanah Pasar Kanoman ada 4.500 meter persegi dengan luas bangunan 3.103 meter persegi. Kedua blok pasar terdiri dari 450 kios, 607 petian (gerai terbuka dengan peti pedagang), dan 755 gerai terbuka.

“Saat ini ada 10.780 pedagang di dalam kedua blok pasar,” tutur Dedy.

Akhyadi mengakui, di samping pasar grosir Pasar Pagi, Pasar Kanoman menjadi mesin uang bagi PD Pasar Kota Cirebon.

“Hasil retribusi di kedua pasar setiap hari, masing-masing bisa mencapai Rp 3 juta lebih, sementara delapan pasar lain yang kami kelola hanya meraup retribusi per hari Rp 150.000 sampai Rp 200.000 saja,” ujar Akhyadi.

Tahun depan, 2019, Pasar Kanoman bakal diperluas.

“Investornya PT Hutama Raya dari Jakarta, bekerjasama dengan PD Pasar Kota Cirebon, dan pihak Keraton Kanoman. Sistemnya BOT (buy offer transfer) antara PD Pasar Kota Cirebon dengan investor, sedang pihak Keraton Kanoman sebagai pemberi sewa tanah,” jelas Akhyadi.

Dedy menambahkan, PD Pasar Kota Cirebon dan pihak Keraton Kanoman memiliki luas tanah masing-masing 1400-an meter persegi. Menurut rencana, dua blok pasar akan digabung, dan diperluas.

“Jalan masuk dan keluar akan dibuat satu arah. Parkir kendaraan bermotornya bersistem elektronik,” ucap Dedy.

“Yang masih menjadi persoalan adalah, pemerintah Kota Cirebon harus aktif menata dan menertibkan para pedagang kaki lima, dan parkir liar di Jalan Winaon dan Jalan Kanoman,” ujar Akhyadi.

Kedua jalan ini menjadi jalan masuk dan keluar Pasar Kanoman.

“Percuma saja lingkungan Pasar Kanoman sudah tertib dan bersih, tetapi jalan masuk dan keluarnya masih macet, kumuh, dan semrawut,” keluhnya.

Rencana peremajaan Pasar Kanoman yang ketiga kalinya ini sempat terhenti. Penyebabnya, investor menghendaki bagian pasar di atas tanah PD Pasar Kota Cirebon dijadikan kawasan taman, sementara pasar yang berdiri di atas tanah Keraton Kanoman dirubuhkan, dan diganti dengan pasar yang baru.

Tentu saja pemerintah kota menolak, karena jika disetujui maka penghasilan pemerintah kota dari Pasar Kanoman bakal hilang.

Pihak pemerintah kota bahkan balik mengancam, jika hal itu jadi direalisasi, pemerintah kota akan membangun tembok tinggi pembatas yang akan menutup akses Pasar Kanoman yang baru.

Keraton Kanoman.KOMPAS/WINDORO ADI Keraton Kanoman.

Pasar Budaya

Kini, ketegangan tersebut, kata Akhyadi, sudah reda.

“Tinggal menunggu suasana politik lokal mendingin dulu,” ucapnya.

Juru bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina yang ditemui terpisah di Keraton Kanoman, membenarkan.

“Tiga belah pihak sudah menandatangani kontrak rencana peremajaan dan perluasan Pasar Kanoman,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Pasar Kanoman yang baru ini nantinya akan mengadopsi lingkungan Pasar di Bringharjo, Yogjakarta dan diperkaya.

“Penataan di Pasar Bringharjo, bagus. Zonasi pasar basah dan zonasi pasar kering sudah dibuat terpisah dan nyaman. Pasar Kanoman sekarang kan belum tertata seperti di Pasar Bringharjo,” ujar Arimbi.

Ia berharap, Pasar Kanoman yang baru nantinya bisa sekaligus menjadi pasar budaya Cirebon.

“Pasar bukan saja menyediakan segala hal yang tradisional seperti kuliner, oleh oleh makanan ringan, cinderamata, dan kebutuhan umum, tetapi juga pertunjukkan, dan suasana yang khas Cirebon. Pasar bisa menjadi destinasi wisata yang terhubung dengan Keraton Kanoman. Jadi terintegrasi,” tutur Arimbi.

Sejak tahun lalu, lanjutnya, pihak Keraton Kanoman sudah merintis pertunjukan setiap akhir pekan di halaman depan keraton. Pertunjukkan tersebut berupa karawitan, teater, baca puisi, tari, maupun pertunjukan musik lainnya.

“Digelar setiap Sabtu malam Minggu. Pertunjukkannya bergantian antara yang modern dan yang klasik. Harapan saya, pertunjukkan ini menghubungkan antara pariwisata di Pasar Kanoman dan di Keraton Kanoman,” jelas Arimbi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com