Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan

Kompas.com - 28/06/2018, 14:46 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV Warga Desa Wonosari, Kecamatan Patebon, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/9) siang kemarin mulai mendapat pasokan air bersih.

Distribusi tersendat

Direktur PDAM Tirta Handayani Isnawan Febrianto mengatakan, saat ini total cakupan PDAM Tirta Handayani sudah 65 persen dan ditambah SPAMDes 25 persen, maka jaringan perpipaan di Kabupaten Gunungkidul mencapai 80 persen.

"Sisanya 20 persen merupakan air mandiri, sumur gali atau air permukaan, atau daerah tertentu yang geografisnya tidak mungkin dilayani perpipaan, dan harus dilakukan dropping,"katanya

DIakuinya saat ini ada sejumlah kendala yang dihadapi. Seperti di Bribin I, Semanu, pompanya rusak beberapa kali sehingga menyebabkan suplai air ke wilayah timur Gunungkidul tersendat.

Selain itu, sumber air di Baron, kecamatan Tanjungsari, yang selama ini menyuplai wilayah Paliyan sering mengalami kendala mati listrik.

Baca juga: Bantu Atasi Kekeringan, Polres Aceh Timur Bangun 3 Sumur Bor

"Jadi saat mati listrik, air dalam pipa habis. Padahal butuh waktu paling tidak dua hari untuk mengisi pipa. Selain itu jarak yang jauh juga menjadi kendala, seperti distribusi air di wilayah Surulanang (Kecamatan Paliyan) karena jaraknya cukup jauh sering kendala saat mati lampu," ujarnya.

Ke depan, pihaknya akan mencari sumber air yang dekat dengan masyarakat. Sehingga memudahkan dalam distribusi.

"Kalau hanya meningkatkan kekuatan pompa itu tidak mengatasi masalah jangka panjang. Kami berupaya untuk menambah sumur bor pompa,"katanya.

Ketua DPRD Gunungkidul Suharno berharap pemerintah serius dalam mengatasi permasalahan air bersih. Pihaknya sebenarnya sudah mendorong upaya penanggulangan air bersih melalui pembuatan embung raksasa di wilayah Semanu.

"Kami mengajukan anggaran Rp 8 Miliar, namun turun sekitar Rp 3 miliar untuk pembebasan lahan. Tetapi pemerintah tidak berani karena alasannya belum masuk KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara). Kalau begitu harusnya bisa untuk anggaran perubahan nantinya. Jangan sampai anggaran mangkrak," katanya.

Baca juga: Daerah Kekeringan di Gunungkidul Kini Miliki Pompa Air Bertenaga Surya

Tanah yang dibeli nantinya dibangun embung oleh kementrian PUPR. Sebab, proposal sudah dimasukkan. Pemerintah pusat menunggu pembebasan lahan oleh pemkab. Dia mengatakan, terus mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan sumber air bersih.

"Air-isiasi, kalau sudah siap pipanisasi paling tidak menyiapkan air sudah sampai. Kalau kita menyiapkan secara benar maka Gunungkidul itu tidak akan kekurangan air bersih. Selama ini jika musim kemarau banyak masyarakat yang mengeluh keluar dari pipa hanya angin," ujarnya.

Suharno berharap dengan langkah strategis yang dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat sehingga permasalahan air bersih tidak terulang. "Jangan sampai terus berulang. Negara harus hadir mengatasi kekeringan disini,"ucapnya.

Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kekeringan tersebut dialami di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Dropping air bersih pun telah dilakukan sejak awal bulan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com