Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjualan Ayam Sejak SMP, Kini Mimpi Suciati Membangun Masjid Terpenuhi...

Kompas.com - 29/05/2018, 13:10 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Pada tahun 2014, Suciati mendirikan PT Sera Food Indonesia yang memproduksi makanan beku seperti naget, sosis, dan patties.

Suciati juga bekerja sama dengan perusahaan restoran waralaba ayam goreng skala internasional.

"Ya sekarang produk ayam maupun makanan beku sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia," lanjutnya.

Urip iku urup

Perjalanan usaha Suciati tidak selalu mulus. Ibu dua orang anak ini pernah tertipu hingga ratusan juta rupiah. Namun Suciati memutuskan untuk mengiklaskan dan tidak melaporkan ke polisi.

"Saya iklaskan, karena sudah ikhlas ya tidak lapor ke polisi. Mungkin orang itu lebih membutuhkan, ya zakad untuk orang itu," ujarnya.

Menurut dia, kunci kesuksesan dalam usaha lanjutnya adalah kerja keras. Selain itu harus disertai doa dan yakin bahwa rejeki sudah diatur diatur oleh Yang Maha Kuasa.

"Berdoa, berusaha dan yakin. Rejeki sudah diatur dan tidak pernah tertukar," pungkasnya

Dalam menjalani hidupnya, Suciati memiliki prinsip hidup yang berasal dari falsafah Jawa yakni "Urip iku urup" yang artinya kurang lebih Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain.

"Urip iku Urup, saya bercita-cita hidup saya ini bisa sebanyak-banyaknya memberi manfaat pada orang lain," ujarnya.

Lewat usahanya ini lah, Suciati bisa mengaplikasikan prinsip hidupnya. Dimana dengan bisnisnya ada banyak orang yang bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan.

"Seluruhnya 1.300 orang. Lewat Saliman Grup ini bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat," urainya.

Menabung emas untuk bikin masjid

Tidak hanya itu, sejak kecil Suciati mulai berjualan mempunyai cita-cita bisa membangun masjid. Guna mewujudkan cita-citanya itu, ia menyisihkan uang hasil jualanya.

"Mulai dari awal mendapat untung jualan itu, kepikiran suatu saat ingin membuat masjid. Tekad saya membuat masjid semakin kuat itu, sejak berangkat umrah tahun 1995," tegasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com