BANDUNG, KOMPAS.com - Kandidat Gubernur Jawa Barat nomor urut 1 Ridwan Kamil menilai, peta persaingan Pilkada Jabar cukup ketat. Hal itu dikatakan Ridwan merujuk pada sejumlah hasil survei.
Paling baru, lembaga survei Indo Barometer masih menempatkan elektabilitas pasangan Rindu (Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum) di peringkat pertama mencapai 36,7 persen, disusul pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 31,3 persen.
Di peringkat ketiga, survei lembaga tersebut menempatkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebesar 5,4 persen, dan terakhir pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan sebesar 2,4 persen.
Kendati masih memimpin, Indo Barometer mencatat ada penurunan angka elektabilitas dari pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum.
"Kalau melihat peta survei oleh berbagai lembaga survei, memang persaingannya cukup ketat di antara empat pasangan calon yang bertarung di Jawa Barat," ungkap Ridwan, Kamis (19/4/2018) kemarin.
Baca juga : Ridwan Kamil: Jangan Mencari Nafkah dari Jabatan
Berbeda dengan hasil survei Indo Barometer, dalam survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan Rindu berada di peringkat kedua dengan 39,3 persen di bawah pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang memiliki nilai elektabilitas 43,2 persen.
"Kalau hasilnya kurang baik seperti survei di LSI, menyemangati supaya mengejar," katanya.
Baca juga : Deddy-Dedi Unggul di Survei LSI, Ini Tanggapan Ridwan Kamil
Mengacu pada survei LSI, kata Emil, ada wilayah-wilayah kurang didatangi, seperti kelompok guru nonpegawai negeri sipil. Masih ada waktu sekitar 72 hari menjelang pencoblosan yang menurut Emil dapat dimanfaatkan untuk terus menyosialisasikan pasangan Rindu untuk memperluas dukungan dan basis suara.
"Untuk itu, saya berbagi tugas dengan Pak Uu, karena saya kuatnya itu di perkotaan, maka Pak Uu bertugas untuk menambah dan memperkuat suara di desa-desa, sehingga bisa saling melengkapi," jelasnya.