Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Petani Tasikmalaya, Ridwan Kamil Bahas Peluang Beras Organik

Kompas.com - 03/04/2018, 13:05 WIB
Dendi Ramdhani,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil, mengunjungi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik di Desa Mekarwangi, Kecamatan, Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (2/4/2018). 

Gapoktan Simpatik merupakan gabungan para petani yang khusus memproduksi beras organik.

Pria yang akrab disapa Emil itu menilai, beras organik mempunyai peluang besar di pasaran. Terlebih lagi, tren pangan organik sedang meningkat di beberapa negara seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan sehat.

Dengan peluang ekonomi yang besar, Emil pun mendorong para petani di Jawa Barat untuk beralih ke budidaya pertanian organik.

"Perlu edukasi agar para petani beralih ke budidaya organik, sekaligus diberikan contoh keberhasilan dan kesejahteraan yang diperoleh petani yang menjalankan budidaya padi organik," ucap Emil.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Nasihat Ulama di Tasikmalaya

Selain meningkatkan kesejahteraan, budidaya pertanian organik juga dapat mengatasi krisis regenerasi bidang pertanian.

Emil memandang saat ini banyak anak petani yang enggan melanjutkan profesi orangtuanya di bidang pertanian dan memilih bekerja di sektor industri.

Program Satu Desa Satu Produk yang ia gagas diharapkan jadi solusi persoalan tersebut. Menurut Emil, program ini akan memberikan aktivitas tambahan kepada para petani dan anak petani, di luar profesi utama yang ditekuni.

"Para petani di sela waktu luang, ataupun saat tidak menggarap lahan pertanian, tetap punya aktivitas, yaitu mengkreasi produk. Dengan begitu, pendapatan dari pertanian meningkat, juga ada kegiatan sampingan yang memberikan tambahan penghasilan," tuturnya.

Ekspor beras organik

Sementara itu, Ketua Gapoktan Simpatik Uu Saiful Bahri mengatakan, sistem budidaya dan produksi beras organik yang dikembangkan Gapoktan Simpatik telah berlangsung sejak tahun 2006. Beras organik, kata Uu, telah menjadi andalan ekspor Kabupaten Tasikmalaya. 

"Alhamdulillah, ekspor beras organik produksi Gapoktan Simpatik telah menembus Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, seperti Belgia, Jerman, dan Italia," ungkap Uu.

Baca juga: Komentar Ridwan Kamil soal Banjir Bandang di Kota Bandung

Uu menambahkan, beras organik produksi Gapoktan Simpatik rata-rata dijual dengan harga Rp 21.000 per kilogram untuk beras putih.

Untuk beras merah dibanderol seharga dan Rp 22.000 - Rp 25.000 per kilogram. Di pasar Amerika Serikat, harganya meningkat sekitar Rp 50.000 per kilogram.

"Beras organik relatif lebih mahal karena dalam prosesnya ada tahapan-tahapan kegiatan produksi yang harus dilaporkan ke lembaga proses sertifikasi, untuk kemudian diperoleh sertifikat organik," ucapnya.

"Dengan begitu, tidak bisa mengklaim bahwa beras yang diproduksi adalah beras organik karena ada proses dan tahapan sertifikasinya," jelas Uu.

Kompas TV Jawabannya ada dua, satu kepemimpinan, dua teknologi di Kota Bandung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com