Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Duet Gus Ipul-Risma di Pilkada Jatim 2018

Kompas.com - 09/06/2017, 16:43 WIB
Achmad Faizal,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Kompas TV Kandidat yang diunggulkan adalah Saifullah Yusuf, yang kini menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur.

Ia lantas mencontohkan duet Soekarwo dan Gus Ipul (Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini) yang dianggapnya ideal. Soekarwo yang berlatar belakang birokrasi memiliki kemampuan dalam manajerial pemerintahan sementara Gus Ipul memposisikan diri sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.

“Gus Ipul butuh pendamping wakil yang kuat, yang bisa melengkapi kelemahan dia dalam hal manajerial pemerintahan. Pemerintahan yang dibutuhkan Jawa Timur sekarang,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/6/2017).

Dengan begitu, prestasi yang sudah diraih Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak akan lepas. Seperti prestasi dalam kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang sudah diraih Pemerintahan Provinsi Jawa Timur secara berturut – turut selama empat tahun sejak tahun 2014.

“Kalau Jawa Timur tidak ingin ketinggalan, Gus Ipul butuh pendamping yang kuat di manajemen pemerintahannya. Gus Ipul boleh lebih banyak terjun ke masyarakat. Tapi tetap ada yang butuh menjalankan administrasi yang kuat sekaligus mendorong pemerintah untuk terus berinovasi,” paparnya.

Wawan mengatakan, di Jawa Timur sudah ada sejumlah kepada daerah yang terbukti mampu dalam manajerial pemerintahan. Salah satunya adalah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Keduanya dinilai telah sukses dalam membangun daerahnya.

Selain itu, baik Risma maupun Azwar Anas merupakan kepada daerah yang diusung oleh PDI Perjuangan. Partai yang selama ini dijajaki oleh Gus Ipul.
Meski demikian, Wawan menyebut keduanya memiliki plus minus jika PKB dan PDI Perjuangan menyandingkannya dengan  Gus Ipul. Risma terkendala oleh persoalan gender.
Dikhawatirkan, massa PKB yang manyoritas kalangan Nahdliyin tidak satu suara mendukung Risma.

“Bu Risma kan perempuan. Tinggal kemudian apakah nanti Nahdliyin menerima tidak kepemimpinan perempuan. Artinya ada gender disitu,” katanya.

Baca juga: Kerap Disebut sebagai Cagub Jatim, Risma Curhat ke Megawati

Sementara Azwar Anas terkendala oleh keretakannya dengan PKB saat Pilkada Kabupaten Banyuwangi pada 2015 lalu. Ketika itu, Anas yang sebelumnya maju lewat PKB, kembali maju sebagai calon independen melalui PDI Perjuangan.

“Dia punya pengalaman pernah dicalonkan oleh PKB. Persoalannya dia pecah kongsi dengan PKB pada Pilbup (Pemilihan Bupati) 2015,” jelasnya.

Meski demikian, Wawan menilai keduanya memiliki kelebihan dalam manajemen pemerintahan dalam memajukan sebuah daerah. Sebuah kelebihan yang mampu membangun Jawa Timur yang tidak dimiliki oleh Gus Ipul.

Adapun Airlangga Pribadi, pengamat politik Universitas Negeri Airlangga Surabaya meragukan wacana duet Gus Ipul-Risma bakal terwujud.

Dia mengungkapkan beberapa alasan. Pertama Risma hingga hari ini belum mendeklarasikan maju di pilkada Jatim, kedua kalaupun Risma maju, mesin pemenangan tidak akan berjalan efektif.

"Risma hanya populer di daerah perkotaan saja, di kawasan pedesaan, kepulauan dan pedalaman, belum tentu mengenal Risma," katanya.

Alasan ketiga yang paling mendasar menurut dia, dengan kapabilitas yang dimiliki Risma, PDIP tidak mungkin meletakannya di posisi calon wakil gubernur. "Ingat, Risma sempat disebut cagub DKI, di pilkada Jatim tidak mungkin jadi cawagub," kata Direktur lembaga survei The Initiativ Institute ini.

Di mata masyarakat Surabaya, nama Risma maupun Gus Ipul sama-sama dikenal. Jika kedua tokoh itu dipasangkan, kata Erliyanto, dia yakin akan menang di Pilkada Jatim tahun depan.

"Nama pasangannya bisa bagus. Saifullah Yusuf dan Tri Rismaharini disingkat Santri," kata warga jalan Margorejo Surabaya ini sambil berkelakar.

Sementara itu hasil riset elektabilitas Lembaga Survei Regional (LSR) sejak November 2016 hingga Maret 2017 dari 30.000  responden di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur, nama Gus Ipul dan Risma mengungguli elektabilitas kandidat yang kerap disebut-sebut sebagai calon gubernur Jatim, seperti Khofifah Indar Parawansah.

Elektabilitas Gus Ipul dalam riset tersebut mencapai 37 persen, Risma 34 persen, dan Khofifah 33 persen.

"Karena itu, pilkada Jatim bakal seru, karena belum ada calon yang elektabilitasnya mencapai lebih dari 50 persen," kata Direktur LSR Mufti Mubarok, kepada Kompas.com, Jumat (2/6/2017).

Sementara untuk popularitas, Gus Ipul mencapai 86 persen. Gus Ipul unggul di delapan kabupaten/kota di Jatim. Di posisi kedua ada Walikota Surabaya Tri Rismaharini dengan popularitas 78 persen. Risma unggul di enam kabupaten/kota. Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa ada di posisi ketiga dengan popularitas 77 persen. Khofifah unggul di tujuh kabupaten/kota di Jatim.

Nah, akankah Gus Ipul-Risma terwujud?

Baca juga: Survei: Elektabilitas Gus Ipul, Risma, dan Khofifah Bersaing Ketat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com