Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Nama Unik di Indonesia, dari "Tuhan", "Y" hingga "Andy Go To School"

Kompas.com - 19/05/2017, 10:00 WIB

KOMPAS.com - "Apalah arti sebuah nama. Apabila kamu memberi nama lain untuk bunga mawar, dia akan tetap berbau harum," demikian kata William Shakespeare. Ada benarnya.

Namun, bagi masyarakat Indonesia, nama masih dipercaya sebagai bagian doa dari orangtua terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, nama yang diberikan biasanya berarti baik dan indah, kadang mengandung beban juga untuk mereka yang menyandang nama tersebut.

Di antara itu, ada pula orang-orang dengan nama yang unik dan kadang menggelikan. Namun, tetap dengan arti yang baik dan indah.

Berikut ini 9 dari sekian banyak nama unik dari seantero Nusantara yang pernah terekam dalam laporan Kompas.com:

 

1. Tuhan

KOMPAS.com/Ira Rachmawati Warga Dusun Krajan Desa Kluncing Kecamatan Licin memiliki nama unik yaitu Tuhan. Sehari-hari Tuhan berprofesi sebagai tukang kayu.
Adalah tukang kayu asal Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi, yang sempat mendadak tersohor karena namanya. Foto KTP-nya mendadak viral.

Ayah dua anak itu mengaku tidak mengetahui alasan bapak dan ibunya memberikan nama Tuhan kepada dirinya.

"Bapak dan ibu saya sudah meninggal. Nama kakak-kakak saya juga seperti orang kebanyakan," ujar Tuhan ketika ditemui, Jumat (21/8/2015).

Dia juga mengaku bahwa selama ini dirinya tidak merasa aneh dengan nama yang disandangnya.

"Banyak yang tanya nama saya yang sebenarnya. Mereka tidak percaya nama saya Tuhan. Ya sudah, saya kasih (lihat) KTP saya saja," ungkapnya.

Lelaki kelahiran 30 Juni 1973 itu menjelaskan, sebagian besar tetangganya menyebutnya "Toha".

Namanya kemudian ramai diperbincangkan. Banyak pula yang protes dan meminta namanya diganti karena dinilai tidak hormat.

Baca kisah selengkapnya di sini


2. Saiton

SRIPOKU.com/Odi Aria Saputra SIM milik Saiton yang menggegerkan dunia maya, Kamis (27/8/2015).
Setelah pria bernama Tuhan, kini giliran pria bernama Saiton yang menghebohkan dunia maya.

Saiton adalah warga Lebong Siarang, Sukajaya, Palembang, Sumatera Selatan.

Ketika ditemui, Kamis (27/8/2015), Saiton mengaku bahwa dirinya menyadari nama yang diberikan oleh orangtuanya menimbulkan persepsi sosok yang menyeramkan dan jahat di pikiran orang lain.

"Nama boleh seram, tetapi sifat janganlah seperti itu," ujarnya bercanda.

Berdasarkan data di kartu pengenalnya, Saiton sehari-hari bekerja sebagai guru.

Baca penuturan Saiton selengkapnya di sini


3. Nabi

KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN KTP milik Nabi, warga Desa Bulangan Timur, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan.
Ada Tuhan Tuhan di Banyuwangi dan Saiton di Palembang, ditemui pula seorang pria dengan nama Nabi di Jawa Timur.

Nabi tinggal di Dusun Timur, Desa Bulangan Timur, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, bersama istri dan dua anaknya.

Saat ditemui, Nabi yang baru datang dari mencari rumput untuk pakan ternaknya, terkejut.

"Nanti saya akan diapa-apakan karena nama saya Nabi," ujar pria berusia 67 tahun itu.

Meski awalnya terkejut, Nabi tetap mau menceritakan asal-usul nama Nabi yang kini disandangnya. Pria itu mengatakan, dia dilahirkan pada 1 Maret 1948, dan sang ayah langsung memberinya nama Nabi.

"Saya bangga dengan nama ini karena pemberian dari ayah kandung saya," kata dia.

Baca cerita selengkapnya dari Nabi di sini


4. Andy Go To School

Kompas.com/Ika Fitriana Andy Go To School, yang menjadi anggota Polres Magelang Kota, memperlihatkan KTP yang memuat nama uniknya itu.
Di Magelang, Jawa Tengah, "Andy Go To School" adalah nama seorang anggota Polres Magelang Kota. Dia akrab disapa Goto.

Andy mengaku, awalnya dia biasa saja dengan nama pemberian orangtuanya, Bulkin dan Nakimah, asal Dusun Kedung Rengit RT 01 RW 04, Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Goto baru mengerti arti namanya itu ketika dirinya duduk di bangku SMP dan mulai mengerti bahasa Inggris.

Menurut ayahnya, kata Goto, nama panggilan Andy Go To School, diberikan agar dirinya rajin sekolah, tidak seperti kakaknya yang suka membolos.

Rupanya, tak hanya Andy, ayahnya, Bullking (69), juga memberi nama yang unik untuk anak-anaknya yang lain, mulai dari August Dedy My House (40), Happy New Year (37), Rudy A Good Boy (29), Friday Back To School (6), hingga Effendy My School (13 bulan).

Nama-nama itu muncul kadang sesuai dengan konteks kelahiran. Misalnya, Friday lahir pada hari Jumat dan August lahir bulan Agustus.

Menurut Andy, nama ayahnya, Bullking juga unik. Nama yang berarti raja banteng itu diberi oleh kakeknya karena dia aktivis Partai Nasional Indonesia yang berlambang banteng, sekaligus pengagum Bung Karno.

Dan kini, kepada anaknya pun, Goto memberi nama yang unik, Virgenio Silvero Goes To Paradise.

Baca cerita selengkapnya di sini


5. Y

KOMPAS.com/ WIJAYA Y, seorang perempuan warga Gedungkiwo MG1 no 1025 Kota Yogyakarta sedang menunjukkan KTP nya.
Ya, namanya hanya Y. Dua tahun lalu, dia sudah duduk di tingkat akhir SMK 2 Kota Yogyakarta.

Y mengaku, nama itu diberikan oleh ayahnya. lalu dia bertutur asal-muasal pemberian nama tersebut.

Dimulai ketika ayah dan ibunya berangkat ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Yogyakarta. Saat ditanya untuk mengisi akte kelahiran, sang ayah langsung menyebut nama Y.

Remaja kelahiran 7 Desember 1997 ini mengungkapkan, saat duduk di sekolah dasar (SD), banyak temannya yang mengejek namanya karena hanya satu huruf. Berawal dari ejekan teman-teman itu, Y lantas bertanya mengenai alasan penamaan satu huruf ini kepada ayahnya.

"Saya tanya, kok diberi nama Y? Ayah bilangnya ini biar irit. Kan saya lahir tahun 1997, saat itu sedang krisis," kata dia.

Baca selengkapnya cerita Y di sini


6. Slamet Hari Natal

Kontributor Malang, Andi Hartik Slamet Hari Natal saat menunjukkan KTP miliknya di rumahnya, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (27/12/2016)
Lahir bertepatan dengan perayaan Hari Natal, seorang pria di Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diberi nama Slamet Hari Natal.

Karena namanya yang tidak umum itu, Slamet yang biasa dipanggil Slamet Yesus itu sering merasa kesulitan saat mengurus administrasi.

Ia bercerita saat mengurus administrasi untuk anaknya. Banyak yang menyangsikan bahwa namanya adalah Slamet Hari Natal.

"Setiap saya mengurus sesuatu yang membutuhkan KTP selalu begitu. 'Ini sungguh-sungguh atau hanya main-main'," kata Slamet menirukan ucapan petugas, saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2016).

Baca cerita selengkapnya dari Slamet di sini


7. Halimah Rus Tsunami

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH Halimah Rus Tsunami (tengah), salah satu anak yang bernama Tsunami, bersama ibunya bernama Siti Dahliati (kanan) dan kakaknya bernama Salsabilah Mardi (kiri) ketika ditemui Kompas di rumahnya di Gampong/Geundrieng, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Aceh, Kamis (4/2/2016).
Perempuan yang kerap disapa Ami ini lahir sehari menjelang tsunami. Lalu nama diberikan lima hari setelah tragedi itu.

Halimah berarti anak cerdas, sedangkan Rus merupakan nama panggilan bidan yang membantu persalinannya.

”Melalui nama itu, saya dan suami ingin Ami (panggilan Halimah Rus Tsunami) menjadi anak pintar, berguna untuk orang lain, dan selalu mengingat kebesaran Tuhan. Bencana tsunami adalah bukti kebesaran Tuhan,” kata Siti Dahliati (39), ibunya.

Ami tumbuh sebagai anak yang ramah dan mudah akrab. Namun, dia juga kerap diejek teman-temannya karena namanya itu.

Ami tidak mempermasalahkan itu karena setelah menonton VCD tentang tsunami, dia paham namanya terkait peristiwa besar sehingga dia layak bangga.

Baca penuturan selengkapnya dari Ami di sini

8. Es Bon Bon (30)

Sebelumnya, Bon Bon bernama M Fadli, tetapi lantaran kerap menangis dan tak kunjung diam, orangtuanya mengganti namanya ketika berusia lima tahun. Sejak itu dia jarang menangis.

”Kata ibu, nama saya tidak usah diganti karena almarhum ayah yang kasih nama. Kadang-kadang minder juga sih, tapi ya sudahlah, biar saja. Lama-lama terbiasa,” ungkap Bon Bon.

Nama Bon Bon tidak jamak, tetapi mempunyai semangat yang serupa, orangtua ingin anaknya menjadi baik.

Baca cerita tentang Bon Bon di sini


9. Alhamdulillah Lanang Anakku

KOMPAS.com/Achmad Faizal Alhamdulillah Lanang Anakku biasa dipanggil Elak.
Yang baru saja ramai diperbincangkan adalah nama siswa kelas VI SDN 6 Rangkah 6 Surabaya ini. Elak, demikian anak laki-laki berusia 13 tahun itu biasa dipanggil anggota keluarga dan teman-temannya.

"Kalau saya biasa memanggil "Lak", tapi orang-orang memanggilnya Elak," kata M Saleh, ayahnya, saat ditemui KOMPAS.com di rumahnya, jalan Kapas Gading Madya III Surabaya, Kamis (18/5/2017).

Dalam bahasa Jawa, nama Elak mengandung arti, Alhamdulillah anakku laki-laki. Kata Saleh, hanya guru agama di sekolah anaknya saja yang memanggil dengan nama "Alhamdulillah".

"Guru agama anak saya juga sering bilang kalau nama itu bagus, karena mengandung doa," ucapnya.

Baca selengkapnya cerita di balik pemberian nama ini di sini

 

 

Kompas TV Soto asal Kediri ini disajikan dengan kuah kental bersantan yang pas disantap di siang  hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com